Harga Kopra Turun, Jokowi Akui Pemerintah Sulit Intervensi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Harga komoditas kopra di pasar internasional sedang turun. Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengakui pemerintah sulit melakukan intervensi terhadap harga kopra.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi di Pasar Rakyat Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, Rabu (28/9/2022).
"Kopra ini kan komoditas yang harganya banyak ditentukan oleh internasional. Naik turunnya sebuah komoditas itu sulit diintervensi oleh pemerintah. Sama dengan CPO (crude palm oil)/kelapa sawit, sama seperti dulu waktu (harga) sawit jatuh, ya kita, karena itu komoditas internasional, kopra juga sama, karena masuknya sudah masuk ke pasar bebas," ujar Jokowi.
Baca Juga: 330 Ton Kopra Jateng Laku di 4 Negara, Ekspor ke Negara-negara Asia
1. Jokowi mengaku sudah mendengar aspirasi dari petani
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku sudah mendengar secara langsung dari petani terkait dengan turunnya harga kopra. Jokowi mengaku akan mengecek secara langsung masalah tersebut.
"Saya mau cek detail seperti apa problemnya. Kalau pemerintah bisa mengintervensi, tapi pasar tidak bisa, mekanisme pasar tidak bisa diintervensi," ucap dia.
Baca Juga: Bank Mandiri Optimalkan Kopra by Mandiri
2. Jokowi menyebut harga komiditas ada yang naik dan turun
Editor’s picks
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menerangkan harga komoditas ada yang naik dan turun merupakan hal biasa terjadi di pasar. Menurutnya, penurunan komoditas kopra turun di pasar internasional karena situasi dunia kini sedang tidak menentu.
"Komoditas itu ada yang naik, ada yang turun. Sekarang yang banyak naik (harga) batu bara, CPO, nikel. Nah, ini pas (harga) kopranya turun tapi belum tentu nanti akan naik lagi karena memang situasi dunia tidak pasti," ujar dia.
3. Jokowi apresiasi pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di atas nasional
Lebih lanjut, Jokowi kemudian mengapesiasi pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara yang angkanya di atas nasional. Jokowi juga meminta semua pihak untuk menjaga agar daerahnya tetap kondusif.
"Di Provinsi Maluku Utara, dengan adanya industri tambang di sini yang sudah masuk dari mentah ke smelter, pertumbuhan ekonomi pasti akan di atas rata-rata nasional, saya pastikan itu," kata dia.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia Agustus 2022, ekonomi Maluku Utara pada triwulan II 2022 tumbuh sebesar 27,74 persen (yoy). Maluku Utara menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia untuk periode triwulan II 2022, bersama dengan Papua sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua, serta Sulawesi Tengah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga.
"Halmahera Barat saya belum cek ke BI pertumbuhan ekonominya seperti apa, tetapi kalau melihat daerah di pasar seperti ini, ya saya kira hampir mirip-mirip sama, rata-rata ya tapi pasti di atas (persentase) nasional," imbuhnya.
Baca Juga: Bisa Produksi Sendiri, Jokowi Akan Larang Impor Aspal