Larang Jokowi Impor Alkes, Mega: Masa Gituan saja Gak Bisa Bikin

Megawati minta Indonesia tak lagi impor alkes

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri meminta kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk tidak lagi impor alat kesehatan (alkes). Megawati mengatakan, ada kerentanan sistem kesehatan nasional akibat ketergantungan pada impor.

"Dalam upaya ini PDI Perjuangan mencatat adanya kerentanan sistem kesehatan nasional akibat ketergantungan pada impor," ujar Megawati dalam pidatonya di HUT ke-49 PDI Perjuangan yang disiarkan secara virtual, Senin (10/1/2022).

Baca Juga: Lagi-lagi Megawati Diisukan Meninggal, PDIP Bakal Ambil Langkah Hukum

1. Megawati sebut banyak orang pintar di Indonesia

Larang Jokowi Impor Alkes, Mega: Masa Gituan saja Gak Bisa BikinKetua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers usai pengukuhan dirinya sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024 dalam Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019). Megawati Soekarnoputri terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2019-2024 (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Dalam pidatonya, Megawati menyebut banyak orang pintar di Indonesia. Dia juga mendorong agar industri kesehatan dalam negeri untuk mampu memproduksi alkesnya sendiri.

"Dari dulu ya itu lagi lho ya Pak Jokowi. Ga usah yang megah-megah dululah ya, tapi kan, masa alat suntik atau apa dan lain sebagainya itu masih saja dari luar. Masa gituan saja kita gak bisa bikin ya. Menurut saya lagi lho," katanya.

"Saya nanya ini kepada orang-orang pinter lho. Orang Indonesia itu banyak yang pinter," sambungnya.

Baca Juga: Sah! Jokowi Lantik Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN

2. Gakeslab ungkap biang kerok RI masih impor alat tes PCR

Larang Jokowi Impor Alkes, Mega: Masa Gituan saja Gak Bisa BikinWarga menjalani tes usap (swab test) melalui mobil tes polymerase chain reaction (PCR) saat tes usap massal di Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/9/2020). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab), Randy Teguh mengatakan impor alat tes PCR masih dilakukan karena kapasitas produksi alat tes PCR di Indonesia belum menutupi kebutuhan.

Randy mengatakan biasanya pengadaan alat tes PCR dilakukan melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Di e-katalog tersebut, ada 52 produk reagent PCR yang tersedia. Ternyata, dari 52 produk tersebut, hanya 3 yang diproduksi di Indonesia.

"Otomatis belum mencukupi, makanya masih banyak impor. Karena kan kalau impornya 49 reagent, produksi dalam negerinya 3, apakah yang 3 ini mampu mengganti yang 49 itu?" kata Randy kepada IDN Times.

Baca Juga: Geram Impor Alkes Masih Tinggi, Luhut: Mau sampai Kapan Begini?

3. Kebutuhan alat tes PCR mencapai 200 ribu kit per bulan

Larang Jokowi Impor Alkes, Mega: Masa Gituan saja Gak Bisa Bikinilustrasi tes PCR (unsplash.com/Mufid Majnun)

Saat ini, ada beberapa produsen dalam negeri yang bisa memproduksi 4 juta kit PCR per bulan. Namun, menurut Randy kebutuhan alat tes PCR per hari sekitar 100 ribu - 200 ribu kit. Artinya, kebutuhannya bisa mencapai 2,8-5,6 juta kit per bulan.

Belum lagi dengan syarat PCR yang kembali diterapkan di moda transportasi udara, dan juga akan diterapkan di semua moda transportasi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti.

"Ya jadi artinya skrg 100 ribu - 200 ribu pemeriksaan PCR sekarang. Kalau nanti diputuskan pesawat harus PCR, bahkan hari ini beritanya seluruh moda transportasi harus diwajibkan PCR, tentu akan naik ya kebutuhannya," kata dia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya