Subsidi BBM Tembus Rp502 Triliun, Jokowi: Bisa Kita Pertahankan?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo hari ini bertemu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, Ketua BPK Isma Yatun, Ketua MK Anwar Usman, Ketua KY Mukti Fajar Nur Dewata, serta Ketua MA M. Syarifuddin. Pertemuan itu digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta untuk membahas krisis global.
"Kita berbicara mengenai krisis global yang berkaitan dengan krisis pangan, krisis energi, dan juga krisis keuangan. Kita berbagi, sharing mengenai hal-hal yang berkaitan dengan domestik kita, baik yang berkaitan dengan pangan, yang berkaitan dengan energi, dan juga yang berkaitan dengan keuangan," ujar Jokowi usai pertemuan.
Baca Juga: Wacana Duet Jokowi-Prabowo Dinilai untuk Jabatan Presiden 3 Periode
1. Pertemuan antara lain membahas subsidi BBM
Jokowi menjelaskan dalam pertemuan itu turut dibahas subsidi BBM. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang memberikan subsidi besar untuk BBM.
"Cari negara yang subsidinya sampai Rp502 triliun karena kita harus menahan harga Pertalite, gas, listrik, termasuk Pertamax, gede sekali. Tapi apakah angka Rp502 triliun ini masih terus kuat bisa kita pertahankan?" ucap dia.
Baca Juga: Jokowi Kini Enggan Tanggapi Kasus Brigadir J: Tanyakan Kapolri
2. Wanti-wanti jajarannya bersiaga bila APBN tak kuat menanggung subsidi BBM
Jokowi mewanti-wanti jajarannya untuk waspada apabila APBN tak sanggup menahan beban subsidi BBM. Menurutnya, tak ada negara yang lebih besar subsidi BBM-nya dibanding Indonesia.
"Ya kalau bisa ya alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebani. Tapi kalau memang APBN tidak kuat bagaimana? Kan negara lain harga BBM-nya sudah Rp17 ribu, Rp18 ribu, sudah naik dua kali lipat semuanya. Ya memang harga ekonominya seperti itu," kata dia.
3. Jokowi menerima laporan negara masih menerima pemasukan
Dalam kesempatan itu, Jokowi menerima laporan dari jajarannya kalau negara masih menerima pemasukan dari berbagai komoditas. Dia bersyukur dengan hal tersebut.
"Tadi kami menyampaikan kepada beliau-beliau mengenai fakta-fakta itu, angka-angka itu. Kalau kita masih ada income negara dari komoditi, dari komoditas itu masih baik ya kita jalani, tapi kalau enggak?" katanya.
Baca Juga: Siap-Siap, Menteri Investasi Bilang Harga BBM Bisa Naik Sebentar Lagi