7 Negara dengan Harga Telur Termahal di Dunia, Berapa Selusin?

Telur ayam menjadi salah satu kebutuhan pokok yang selalu dibutuhkan di setiap rumah tangga. Telur bisa menjadi bahan campuran makanan maupun dimasak sendiri menjadi lauk sehari-hari.
Maka dari itu, harga telur pun sudah seharusnya terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, baik yang tingkat ekonominya rendah, menengah, maupun tinggi. Namun, di beberapa negara ini, ternyata telur ayam termasuk barang yang mahal. Bahkan, harga telur ayam di beberapa negara berikut mencapai lebih dari Rp100 ribu per lusin.
Dilansir data Numbeo, berikut beberapa negara dengan harga telur termahal di dunia. Kira-kira kenapa bisa mahal, ya? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
1. Swiss (Rp120 ribu/lusin)

Negara dengan harga telur termahal nomor satu di dunia adalah Swiss. Di Swiss, harga telur ayam bisa mencapai 7,3 dolar AS atau setara Rp120 ribu per lusin.
Mahalnya harga telur di Swiss disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya upah minimum yang tinggi, sistem pertanian organik, hingga pajak dan regulasi yang ketat pada produk-produk hewani.
Pemerintah Swiss memiliki sejumlah regulasi yang cukup ketat terhadap perlindungan hewan ternak. Misalnya, peternak wajib mengikuti standar seperti larangan kandang baterai (Battery Cage), wajib menyediakan ruang gerak bagi ayam, dan beberapa aturan tentang kualitas pakan ayam.
Belum lagi ditambah standar gaji di Swiss yang termasuk paling tinggi di dunia. Seperti diketahui, peternakan dan distribusi telur tentu membutuhkan tenaga kerja, mulai dari produksi hingga distribusi. Oleh sebab itu, biaya tenaga kerja juga menjadi salah satu faktor harga telur di Swiss mahal.
2. Selandia Baru (Rp105 ribu/lusin)

Di Selandia baru, harga selusin telur ayam bisa mencapai 6,42 dolar AS atau Rp105 ribu. Hal itu disebabkan utamanya oleh kebijakan pemerintah, kondisi pasar, dan perubahan struktural pada industri peternakan di Selandia Baru.
Mirip seperti Swiss, pemerintah Selandia Baru sudah melarang para peternak ayam petelur untuk menggunakan kandang baterai. Peternak harus menggunakan sistem alternatif seperti kandang koloni atau peternakan bebas kandang yang membutuhkan biaya untuk transisi yang tinggi.
Selain itu, Selandia Baru juga memiliki biosekuriti yang ketat terkait impor telur. Impor telur di negara ini hampir tidak diizinkan untuk menjaga keamanan dan kesehatan unggas lokal.
3. Islandia (Rp102 ribu/lusin)

Islandia menjadi salah satu negara dengan harga telur termahal di dunia, yaitu sekitar 6,22 dolar AS atau Rp102 ribu per lusin. Berbeda dengan dua negara sebelumnya, mahalnya harga telur di Islandia lebih disebabkan oleh faktor geografis, ekonomi, dan beberapa kebijakan domestik.
Islandia adalah negara kecil di Atlantik Utara. Posisi geografis tersebut membuat biaya impor bahan baku seperti pakan ternak, obat-obatan, dan alat peternakan menjadi lebih mahal. Selain itu, cuaca ekstrem dan iklim dingin juga menyulitkan produksi pakan lokal, sehingga petani sangat bergantung pada impor.
Di satu sisi, pemerintah Islandia juga memiliki kebijakan biosekuriti yang cukup ketat. Salah satunya pembatasan keras atas impor telur dan produk unggas. Tujuannya untuk mencegah penyakit unggas masuk ke ekosistem lokal di negara ini.
Dengan begitu, seluruh permintaan telur harus dipenuhi oleh peternak dalam negeri. Akibatnya, harga telur di Islandia sangat rentan berubah-ubah.
4. Barbados (Rp88 ribu/lusin)

Barbados merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Karibia dengan luas hanya sekitar 430 km persegi. Barbados termasuk negara dengan harga telur termahal di dunia, yaitu sekitar 5,39 dolar AS atau Rp88 ribu per lusin.
Salah satu penyebab utama harga telur di Barbados mahal adalah pasokan dari dalam negeri yang terbatas. Untuk memenuhi permintaan, perusahaan telur di Barbados harus mengimpor telur dengan harga tinggi.
Lalu, peternak lokal juga dihadapkan dengan kenaikan biaya produksi. Hal ini juga disebabkan oleh gangguan rantai pasok secara global yang membuat mereka harus mencari pemasok baru dengan harga yang lebih tinggi.
5. Denmark (Rp81 ribu/lusin)

Denmark menjadi negara dengan harga telur termahal berikutnya, yaitu mencapai 4,95 dolar AS atau Rp81 ribu per lusin. Mirip seperti Swiss, penyebab mahalnya harga telur di Denmark, antara lain standar hidup yang tinggi dan kebijakan pemerintah tentang kesejahteraan hewan.
Pemerintah Denmark memiliki regulasi ketat terhadap peternakan ayam petelur. Misalnya, peternak sudah dilarang menggunakan kandang baterai dan harus beralih ke sistem bebas kandang atau organik. Sistem itu membutuhkan ruang lebih besar, pakan berkualitas, dan perawatan ekstra yang tentu harganya tidak murah.
Meski begitu, ternyata warga Denmark memang memiliki preferensi memilih telur yang berkualitas tinggi. Beberapa supermarket besar, bahkan mulai mengurangi telur dari kandang konvensional.
6. Luksemburg (Rp80 ribu/lusin)

Rata-rata harga satu lusin telur ayam di Luksemburg bisa mencapai 4,92 dolar AS atau Rp80 ribu. Penyebabnya lebih kepada standar gaji dan hidup masyarakat yang tinggi serta kebijakan pemerintah yang ketat.
Sama seperti beberapa negara Eropa lainnya, Luksemburg juga menerapkan kebijakan yang membatasi penggunaan sistem kandang baterai untuk ayam petelur. Lalu, Luksemburg juga masih cukup bergantung pada impor dari negara tetangga seperti Belgia, Prancis, dan Jerman.
7. Belanda (Rp78 ribu/lusin)

Harga telur di Belanda berkisar 4,76 dolar AS atau Rp78 ribu per lusin. Mirip seperti beberapa negara sebelumnya, pemerintah Belanda telah melarang penggunaan sistem kandang baterai untuk ayam petelur sejak 2012. Kebanyakan telur di pasaran berasal dari ayam free-range atau organik yang membutuhkan biaya produksi lebih mahal.
Meski begitu, Belanda termasuk salah satu eksportir besar produk pertanian seperti telur. Saat permintaan ekspor meningkat, pasokan di dalam negeri bisa menyusut yang menyebabkan harganya melambung tinggi.
Nah, itulah beberapa negara dengan harga telur termahal di dunia yang menarik untuk diketahui. Kalau di Indonesia, dengan harga tersebut sudah bisa dapat berapa lusin, ya?