ilustrasi pabrik HONOR di HONOR Intelligent Manufacturing Industrial Park, Shenzhen, China. (Dok. HONOR)
China merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, dengan populasinya tembus 1,4 miliar jiwa. Negara ini juga menjadi pemimpin dalam industri manufaktur global, menyumbang sekitar 31,6 persen dari total output manufaktur dunia. Pada tahun 2023, nilai aktivitas manufakturnya hampir mencapai 5 triliun dolar AS.
Keunggulan China terletak pada biaya produksi yang rendah, tenaga kerja yang melimpah, dan kualitas produksi yang tinggi. Kombinasi ini menjadikannya produsen terbesar di dunia dan pemain kunci dalam rantai pasok global.
Sektor manufaktur China yang paling maju meliputi elektronik, mesin, dan tekstil. Dengan kekuatan tersebut, China terus mempertahankan posisinya sebagai negara dengan output manufaktur terbesar di dunia.
Apalagi, proses perekrutan tenaga kerja di China memerlukan pemahaman terhadap lingkungan regulasi yang kompleks. Perusahaan asing wajib mematuhi hukum ketenagakerjaan yang ketat, termasuk kewajiban dalam kontrak kerja, jam kerja, serta kontribusi terhadap asuransi sosial.
Kepatuhan terhadap peraturan lokal, seperti Undang-Undang Kontrak Kerja dan Undang-Undang Asuransi Sosial, menjadi hal yang sangat penting. Membangun tenaga kerja manufaktur di China memang memungkinkan berkat ketersediaan tenaga kerja yang besar, namun pemahaman dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku sangat penting agar terhindar dari masalah hukum dan sanksi.