Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nontunai Kian Diminati, Transaksi Contactless Tumbuh 700 Persen

Ilustrasi Sistem Transaksi Pembayaran di Era New Normal (IDN Times/Besse Fadhilah)

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 kian mengubah kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi dari tunai ke nontunai. Pada periode 2018 dan 2019, transaksi Visa contactless tercatat tumbuh lebih dari 700 persen. Hal itu seiring kebutuhan masyarakat Indonesia akan cara membayar yang cepat, inovatif, dan aman.

"Pada periode yang sama, jumlah kartu kredit dan debit Visa contactless yang beredar di pasar meningkat sekitar 500 persen," jelas Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman dalam wawancara virtual, Kamis (6/8/2020).

1. Lebih dari 40 persen masyarakat bawa uang tunai lebih sedikit dibandingkan 2 tahun lalu

Uji coba transaksi nontunai di salah satu SPBU di Surabaya. Dokumentasi Pertamina

Riko mengatakan penerimaan pembayaran contactless kini semakin luas. Saat ini, pembayaran jenis ini bisa diterima di berbagai kategori pedagang atau merchant, termasuk hipermarket, restoran, kedai kopi, toko kue dan roti, pom bensin, bioskop, dan toko serba ada.

Sejumlah supermarket atau hipermarket dan merchant yang sudah menerima sistem Contactless di antaranya Carrefour/Transmart Carrefour, Foodmart, Giant, Hero, Hypermart, Hyfresh, LOTTE Mart, Primo, Pepito, Bakmi GM, Hoka-Hoka Bento, McDonald’s Indonesia, Yoshinoya, Maxx Coffee, Tous Les Jours, Shell, Cinepolis, Cocomart, Guardian, dan sejumlah tempat lainnnya.

"Studi Consumer Payment Attitudes kami yang terbaru menunjukkan masyarakat Indonesia cukup siap menyambut gaya hidup nontunai. Lebih dari 40 persen masyarakat membawa uang tunai lebih sedikit dibandingkan dua tahun lalu," ungkapnya. 

Dalam studi itu juga ditemukan alasan penurunan jumlah masyarakat yang membawa uang tunai ialah karena meningkatnya penggunaan pembayaran kartu dan contactless. "Serta persepsi bahwa membawa uang tunai dalam jumlah banyak tidak aman," jelasnya.

2. Pemegang kartu contactless di Indonesia berbelanja rata-rata Rp332 ribu per transaksi

Ilustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Melalui pembayaran Visa contactless, konsumen bisa menyelesaikan transaksi tanpa harus otorisasi PIN atau tanda tangan untuk nominal di bawah Rp1 juta. Data Visa menunjukkan pemegang kartu contactless di Indonesia berbelanja rata-rata Rp332 ribu per transaksi, baik menggunakan kartu debit maupun kredit contactless. Mereka umumnya berbelanja makanan.

"Studi kami menunjukkan 70 persen pemegang kartu contactless di Indonesia berencana lebih sering menggunakannya, dengan 77 persen di antaranya berencana menggunakan transaksi contactless setidaknya seminggu sekali," kata Riko.

3. Pembayaran digital jadi pilihan terbaik di tengah pandemik

Ilustrasi berbelanja cashless (Dok. Angkasa Pura II)

Seiring berlanjutnya pandemik yang mendisrupsi cara berbelanja masyarakat, kata Riko, konsumen dan pelaku bisnis gencar mencari opsi digital untuk pembelian sehari-hari. Hal itu didorong oleh kebutuhan pilihan pembayaran yang aman dan tidak perlu menyentuh terminal.

"Pembayaran contactless menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih aman dan nyaman bagi pelanggan, serta meningkatkan produktivitas saat proses pembayaran (checkout) bagi merchant," ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us