Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nvidia Puji AI China Sebagai Teknologi Kelas Dunia

CEO Nvidia, Jensen Huang (總統府, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Hampir setengah pangsa pasar Nvidia di China hilang akibat larangan ekspor chip.
  • Larangan penjualan teknologi ke China dapat melemahkan posisi AS di sektor AI global.
  • Perusahaan China kembangkan AI sumber terbuka dengan agresif.

Jakarta, IDN Times – CEO Nvidia Jensen Huang menyebut model kecerdasan buatan (AI) generatif karya China sebagai teknologi kelas dunia yang berdampak global. Ia mengapresiasi pengembangan terbuka dari perusahaan seperti DeepSeek, Alibaba, Tencent, MiniMax, dan Baidu yang mempercepat kemajuan AI di seluruh dunia. Huang mengatakan hal ini dalam pembukaan expo rantai pasok di Beijing pada Rabu (16/7/2025).

Ia juga menyoroti, lebih dari 1,5 juta pengembang di China menggunakan platform Nvidia untuk mengembangkan inovasi mereka. Di sisi lain, Nvidia akan melanjutkan penjualan chip H20 ke China setelah mendapat jaminan persetujuan lisensi ekspor dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Penjualan chip sempat dihentikan sejak April karena aturan baru dari AS.

1. Pembatasan chip AS hantam pendapatan Nvidia di China

ilustrasi chip Nvidia (pexels.com/Stas Knop)

Pembatasan ekspor dari pemerintah AS telah memangkas hampir setengah pangsa pasar Nvidia di China, menurut pernyataan Huang pada Mei lalu. Selama kuartal April, perusahaan kehilangan penjualan sebesar 2,5 miliar dolar AS akibat larangan ekspor chip. Kerugian serupa sebesar 8 miliar dolar AS diperkirakan akan terjadi pada kuartal Juli.

Dalam wawancara dengan Fareed Zakaria dari CNN pada Minggu (13/7/2025), Huang mengingatkan pentingnya akses global terhadap teknologi buatan AS.

“Agar Amerika menjadi pemimpin dunia, seperti kita ingin dunia dibangun di atas dolar Amerika, menggunakan dolar Amerika sebagai standar global, kita ingin tumpukan teknologi Amerika menjadi standar global,” ujarnya.

Ia memperingatkan bahwa pembatasan penjualan teknologi ke China justru dapat melemahkan posisi AS di sektor AI global.

Laporan Nvidia juga menyebut bahwa perusahaan kehilangan pendapatan tambahan sebesar 2,5 miliar dolar AS hanya dari penjualan chip H20 ke China pada kuartal I-2025. Huang menilai pembatasan ekspor bisa menguntungkan perusahaan China seperti Huawei. Ia mewanti-wanti bahwa raksasa teknologi China itu akan mendapat celah dari larangan tersebut.

2. Perusahaan China kembangkan AI sumber terbuka dengan agresif

ilustrasi robot (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi robot (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Huang memuji perusahaan teknologi China karena mendorong pendekatan sumber terbuka dalam pengembangan AI. Menurutnya, keterbukaan semacam ini memberi peluang lebih luas bagi berbagai negara dan sektor industri untuk ikut serta dalam revolusi kecerdasan buatan.

“AI sumber terbuka China adalah katalis untuk kemajuan global, memberikan setiap negara dan industri kesempatan untuk bergabung dalam revolusi AI,” katanya pada Rabu (16/7/2025), dikutip dari CNBC Internasional.

Ia juga menyebut bahwa teknologi sumber terbuka menjadi kunci bagi keamanan AI serta memungkinkan terjadinya kerja sama internasional dalam menetapkan standar global. Salah satu contohnya adalah model DeepSeek yang mengejutkan investor pada Januari lalu. Model itu menawarkan efisiensi biaya dibandingkan teknologi buatan OpenAI.

Belum jelas bagaimana DeepSeek bisa mencapai hal itu di tengah pembatasan chip AS terhadap China. Namun, laporan menyebut perusahaan induknya, High-Flyer, telah menimbun chip buatan Nvidia. Sementara itu, Moonshot, startup yang didukung Alibaba, baru saja merilis model AI Kimi K2 yang diklaim mengungguli ChatGPT milik OpenAI dan Claude milik Anthropic dalam beberapa metrik pengkodean.

3. AS dan China mulai longgarkan ketegangan dagang teknologi tinggi

ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Advanced Micro Devices (AMD) juga berencana melanjutkan ekspor chip AI mereka ke China.

“Kami baru-baru ini diberitahu oleh Departemen Perdagangan bahwa aplikasi lisensi untuk mengekspor produk MI308 ke China akan diproses untuk ditinjau,” kata AMD dalam pernyataan kepada CNN pada Selasa (15/7/2025).

AMD menambahkan bahwa mereka berencana melanjutkan pengiriman setelah lisensi disetujui.

Rencana ini muncul setelah pembicaraan perdagangan antara AS dan China di London pada bulan lalu. Kedua negara sepakat untuk melonggarkan sejumlah pembatasan ekspor teknologi tinggi. China pun kembali menerbitkan lisensi ekspor logam tanah jarang ke AS.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada Bloomberg bahwa pembatasan terhadap Nvidia digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi dagang tersebut. Ia menyebut kedua negara juga sepakat untuk menurunkan tarif. Menteri Perdagangan Howard Lutnick menambahkan bahwa penjualan kembali chip Nvidia adalah bagian dari kesepakatan dagang baru.

“Kami masukkan itu dalam kesepakatan perdagangan dengan magnet,” katanya merujuk pada magnet tanah jarang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us