ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)
Selain itu, ada juga faktor restriksi sejumlah komoditas oleh beberapa negara. Kondisi ini pun mempengaruhi arus perdagangan barang yang tentunya akan bermuara pada meningkatnya inflasi global.
"Ketidakpastian prospek perdagangan global, menjadi kekhawatiran utama, mengingat pentingnya perdagangan untuk produktivitas dan pembangunan. Tapi adanya tkanan biaya yang terus berlanjut, peningkatan harga energi dan harga pangan ini menjadi peningkatan ekspektasi inflasi," jelas OECD.
Peningkatan inflasi di berbagai negara pun direspon Bank Sentral negara maju dengan menempuh kebijakan moneter yang hawkish yakni mempertahankan suku bunga acuan tinggi dengan jangka waktu lebih lama dari perkiraan.
Masih tingginya suku bunga global pun berpotensi menimbulkan tekanan tambahan di pasar keuangan.
"Kondisi ini juga menyebabkan perlambatan belanja yang lebih parah, meningkatnya pengangguran dan angka yang lebih tinggi dan berpotensi menyebabkan kebangkrutan," ungkap OECD.
Dengan kondisi keuangan global yang lebih ketat dari perkiraan juga akan meningkatkan penguatan keuangan kerentanan, termasuk di pasar negara berkembang dan negara berkembang, dan menambah pembayaran utang.