Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pada 3 Oktober 2019, Sam Altman selaku Co-Founder sekaligus CEO OpenAI hadir sebagai pembicara dalam ajang TechCrunch Disrupt 2019 yang berlangsung di Moscone Convention Center, San Francisco. (wikimediacommons.org/TechCrunch)
Pada 3 Oktober 2019, Sam Altman selaku Co-Founder sekaligus CEO OpenAI hadir sebagai pembicara dalam ajang TechCrunch Disrupt 2019 yang berlangsung di Moscone Convention Center, San Francisco. (wikimediacommons.org/TechCrunch)

Intinya sih...

  • OpenAI mendukung IndiaAI Mission dan perluas pasar pengguna.

  • OpenAI menjajaki kebijakan publik dan rekrut tim lokal.

  • OpenAI hadapi tantangan harga dan persaingan di India.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – OpenAI, pengembang di balik ChatGPT, mengumumkan rencana membuka kantor pertamanya di India pada akhir 2025. Rencana itu diumumkan OpenAI pada Jumat (22/8/2025). Kantor tersebut akan berlokasi di New Delhi setelah perusahaan resmi membentuk badan hukum di negara itu. Langkah ini sekaligus menjadi strategi untuk memperluas pemanfaatan teknologi AI di India yang punya populasi besar dan beragam.

CEO OpenAI, Sam Altman, menilai pendirian kantor baru ini sebagai tonggak penting.

“Membuka kantor pertama kami dan membangun tim lokal adalah langkah awal yang penting dalam komitmen kami untuk membuat AI canggih lebih mudah diakses di seluruh negeri dan untuk membangun AI untuk India, bersama India,” kata Altman, dikutip dari The Times of India.

Ia menambahkan bahwa OpenAI ingin lebih dekat dengan mitra lokal, pemerintah, bisnis, pengembang, hingga institusi akademik.

1. OpenAI dukung IndiaAI Mission dan perluas pasar pengguna

ilustrasi AI (pexels.com/Pixabay)

India kini menjadi pasar terbesar kedua bagi ChatGPT setelah Amerika Serikat (AS), dengan pertumbuhan pengguna mingguan yang melonjak lebih dari empat kali lipat dalam setahun terakhir. Negara ini juga tercatat memiliki jumlah pelajar terbanyak di dunia yang menggunakan ChatGPT. Kondisi tersebut menempatkan India sebagai pasar kunci bagi ekspansi OpenAI.

Sebagai bagian dari keterlibatan dengan komunitas teknologi lokal, OpenAI akan menggelar Education Summit pertamanya bulan ini, lalu Developer Day menjelang akhir tahun. Agenda ini sekaligus menunjukkan dukungan terhadap IndiaAI Mission, program pemerintah yang mendorong adopsi AI di berbagai sektor. Inisiatif tersebut diharapkan dapat membangun kerangka kerja AI yang inklusif dan dapat dipercaya.

Menteri Elektronik dan Teknologi Informasi India, Shri Ashwini Vaishnaw, menyambut langkah tersebut.

“Keputusan OpenAI untuk membangun kehadiran di India mencerminkan kepemimpinan negara ini yang semakin meningkat dalam inovasi digital dan adopsi AI. Dengan investasi kuat dalam infrastruktur publik digital, talenta AI, dan solusi skala perusahaan, India memiliki posisi unik untuk mendorong gelombang transformasi yang dipimpin oleh AI. Sebagai bagian dari Misi IndiaAI, kami sedang membangun ekosistem untuk AI yang tepercaya dan inklusif, dan kami menyambut kemitraan OpenAI dalam memajukan visi ini untuk memastikan manfaat AI menjangkau setiap warga negara,” ujarnya, dikutip dari Indian Express.

Pemerintah menilai kolaborasi ini akan memperkuat posisi India dalam ekosistem AI global.

2. OpenAI jajaki kebijakan publik dan rekrut tim lokal

Bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)

Dilansir dari TechCrunch, pada April 2024, OpenAI menunjuk Pragya Mishra, eks eksekutif Truecaller dan Meta, sebagai kepala kebijakan publik dan kemitraan. Selain itu, perusahaan juga menggandeng Rishi Jaitly, eks pimpinan Twitter India, sebagai penasihat senior. Keduanya berperan penting dalam membuka jalur komunikasi dengan pemerintah India terkait regulasi dan kebijakan AI.

Perusahaan juga tengah merekrut tim lokal untuk mempercepat integrasi dengan mitra di India. Langkah ini menambah momentum dari berbagai strategi yang telah disiapkan sejak tahun lalu.

3. OpenAI hadapi tantangan harga dan persaingan di India

ilustrasi ChatGPT (unsplash.com/BoliviaInteligente)

OpenAI baru-baru ini meluncurkan ChatGPT Go seharga 399 rupee India ribu per bulan atau sekitar Rp74,5 ribu, yang menjadi paket berlangganan perdana khusus untuk pengguna India. Meski demikian, perusahaan masih kesulitan mengubah pengguna gratis menjadi pelanggan berbayar di pasar yang sensitif terhadap harga.

Selain itu, OpenAI juga menghadapi gugatan hukum dari Asian News International (ANI) sejak November lalu karena dugaan penggunaan konten berita berhak cipta tanpa izin, yang kemudian diikuti oleh beberapa penerbit lokal pada Januari.

India bukan kantor pertama OpenAI di Asia, sebab sebelumnya sudah ada di Jepang, Singapura, dan Korea Selatan. Namun, negara ini dianggap memiliki peluang besar berkat jumlah pengguna yang masif dan pasar AI yang terus berkembang. Di sisi lain, pesaingnya, Anthropic, lebih dulu memprioritaskan Jepang dengan membuka kantor di Tokyo. Menurut seorang investor asal Silicon Valley, meski kompetisi ketat dan ada tantangan mencari klien korporasi, OpenAI tetap menjadikan India sebagai fokus ekspansi utamanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team