OpenAI Gratiskan ChatGPT Enterprise untuk Pemerintah AS

- OpenAI perluas jangkauan lewat pelatihan dan proyek militer
- ChatGPT dipastikan aman dan terbukti hemat waktu
- OpenAI didesak unggul dari saingan asing dan gandeng pemerintahan Trump
Jakarta, IDN Times – Perusahaan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) asal San Francisco, OpenAI mengumumkan akan menyediakan layanan ChatGPT Enterprise kepada lembaga eksekutif pemerintah Amerika Serikat (AS) hanya seharga 1 dolar AS selama satu tahun ke depan. Inisiatif ini dijalankan melalui kemitraan dengan Administrasi Layanan Umum Amerika Serikat atau General Services Administration (GSA), sehingga pegawai federal dapat memakai alat AI canggih tersebut secara gratis.
OpenAI menyatakan, langkah ini dirancang untuk mempercepat pemecahan masalah di sektor publik dengan teknologi yang aman dan bertenaga. Program ini merupakan bagian dari Rencana Aksi Kecerdasan Buatan (AI) pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, yang diluncurkan pada Juli 2025.
Rencana tersebut mencakup percepatan adopsi teknologi AI, pembangunan infrastruktur pusat data, serta promosi AI buatan Amerika di pasar internasional.
“Salah satu cara terbaik untuk memastikan AI bermanfaat bagi semua orang adalah dengan menempatkannya di tangan orang-orang yang melayani negara kita,” kata CEO OpenAI, Sam Altman, dikutip dari Gizmodo.
1. OpenAI perluas jangkauan lewat pelatihan dan proyek militer

Dilansir dari CNBC Internasional, OpenAI memperluas keterlibatannya dengan pemerintah lewat sejumlah langkah strategis, termasuk rencana pembukaan kantor baru di Washington pada awal 2026. Instansi yang bergabung akan mendapat akses ke fitur canggih seperti Advanced Voice Mode selama 60 hari tambahan melalui platform ChatGPT Enterprise.
Selain menyediakan akses teknologi, OpenAI juga memberi pelatihan dan panduan bagi mitra pemerintah untuk memanfaatkan ChatGPT. Perusahaan telah membentuk komunitas pengguna khusus bagi pegawai pemerintah dan menggelar lokakarya pengenalan melalui OpenAI Academy.
Sebelumnya, pada Juni 2025, OpenAI meluncurkan program khusus bertajuk OpenAI for Government dan berhasil mengamankan kontrak senilai hingga 200 juta dolar AS (setara Rp3 triliun) dari Departemen Pertahanan AS. Teknologi ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi proses administratif, termasuk layanan kesehatan bagi personel militer, serta mendukung sistem pertahanan siber nasional.
Di tingkat internasional, OpenAI menggandeng pemerintah AS dalam proyek infrastruktur AI global lewat program bernama Stargate. Dalam program ini, OpenAI dan mitranya akan membangun pusat data serta menyediakan versi ChatGPT yang disesuaikan untuk masing-masing negara.
2. ChatGPT dipastikan aman dan terbukti hemat waktu

Dilansir dari Economic Times, OpenAI menyatakan bahwa ChatGPT Enterprise tidak memakai data bisnis untuk melatih atau mengembangkan model kecerdasan buatannya. Kebijakan ini juga akan diterapkan dalam lingkungan pemerintah federal guna menjamin keamanan dan kerahasiaan data negara.
Berdasarkan uji coba terbaru, pegawai pemerintah negara bagian Pennsylvania yang menggunakan ChatGPT dapat menghemat waktu sekitar 95 menit per hari untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif. Pada Januari 2025, OpenAI meluncurkan versi khusus bernama ChatGPT Gov yang dirancang untuk mendukung kebutuhan pegawai pemerintah.
Sejak peluncuran itu, lebih dari 90 ribu pengguna dari 3.500 instansi pemerintah di tingkat federal, negara bagian, dan lokal telah mengirimkan lebih dari 18 juta pesan melalui platform tersebut.
3. OpenAI didesak unggul dari saingan asing dan gandeng pemerintahan Trump

Langkah OpenAI ini diambil di tengah meningkatnya persaingan dengan perusahaan AI asal China, DeepSeek, yang menawarkan teknologi serupa dengan harga lebih murah. Keberhasilan DeepSeek menimbulkan kekhawatiran di kalangan industri teknologi di Silicon Valley, sehingga mendorong perusahaan-perusahaan AS untuk memperkuat dominasinya di bidang AI.
Pada Selasa (5/8), GSA resmi memasukkan ChatGPT, Gemini milik Google, dan Claude milik Anthropic ke dalam sistem belanja pemerintah. Hal ini mempermudah instansi pemerintah untuk memilih dan menggunakan layanan AI, sekaligus memberi keunggulan kompetitif bagi OpenAI.
Perusahaan tersebut juga sedang melakukan pembicaraan dengan investor untuk menjual saham dengan valuasi sekitar 500 miliar dolar AS (setara Rp8,1 kuadriliun), setelah sebelumnya mengumpulkan dana 40 miliar dolar AS (setara Rp652 triliun) pada Maret 2025.
Sejak dimulainya masa jabatan kedua Presiden Trump, hubungan Altman dengan pemerintahan AS terlihat semakin dekat. Altman sempat tampil bersama Trump dalam konferensi pers dan mengadakan pertemuan pribadi pada Juni 2025. Dalam sebuah jamuan makan malam di klub golf Trump di New Jersey, Trump menyebut Altman sebagai pria yang sangat cerdas.