Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi logo Open AI (pexels.com/Andrew Neel)

Intinya sih...

  • OpenAI resmi akuisisi startup AI io senilai 6,4 miliar dolar AS
  • Startup io didirikan oleh mantan desainer Apple Jony Ive dan mantan koleganya

Jakarta, IDN Times – OpenAI resmi mengumumkan akuisisi terhadap startup perangkat AI bernama io dalam kesepakatan saham senilai 6,4 miliar dolar AS (sekitar Rp104 triliun). Kesepakatan ini mencakup 23 persen saham yang sudah dimiliki OpenAI, dengan nilai transaksi mencapai 5 miliar dolar AS (sekitar Rp81,6) untuk sisa kepemilikan. Ini menjadi akuisisi terbesar sepanjang sejarah perusahaan tersebut.

Dilansir dari Hindustan Times, Kamis (22/5/2025), Startup io didirikan setahun lalu oleh Jony Ive bersama mantan kolega Apple, yaitu Scott Cannon, Tang Tan, dan Evans Hankey. Mereka dikenal sebagai sosok yang pernah memegang peran penting dalam desain produk ikonik Apple. Kini tim io akan bergabung dengan OpenAI untuk bekerja langsung bersama tim riset, teknik, dan produk di San Francisco.

“Kami membentuk io untuk mengembangkan, merekayasa, dan memproduksi keluarga produk baru yang memungkinkan orang menggunakan AI untuk menciptakan berbagai hal menakjubkan,” tulis Sam Altman dan Ive dalam unggahan blog bersama, dikutip dari CNBC Internasional.

1. Ive tetap pegang peran besar lewat LoveFrom

Meskipun kini terlibat langsung dalam proyek bersama OpenAI, Ive tetap mempertahankan firmanya, LoveFrom, sebagai entitas independen. LoveFrom didirikan bersama desainer Marc Newson, dan telah menangani klien besar seperti Airbnb, Christie’s, hingga Ferrari.

Dalam pernyataan resmi, Ive disebut akan mengemban tanggung jawab kreatif dan desain yang mendalam di seluruh OpenAI dan io. Peran ini dianggap penting karena Ive adalah tokoh di balik desain iPod, iPhone, iPad, MacBook Air, dan bahkan Apple Park.

Menurut laporan dari CNBC International, beberapa klien LoveFrom disebut rela membayar hingga 200 juta dolar AS (sekitar Rp3,2 triliun) per tahun demi menggunakan jasanya. Ini menandakan pengaruh besar Ive dalam dunia desain tetap tidak berkurang, meski kini masuk ke ranah kecerdasan buatan.

2. OpenAI gencar ekspansi di bidang hardware dan robotik

ilustrasi robot (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Selain mengakuisisi io, OpenAI juga sedang memperkuat lini perangkat kerasnya. Pada November lalu, perusahaan merekrut Caitlin “CK” Kalinowski, eks kepala proyek kacamata augmented reality Meta, untuk memimpin pengembangan robotik dan perangkat konsumen. Kalinowski menyebut, fokus awalnya adalah pada kerja sama strategis dan integrasi AI ke dunia fisik.

OpenAI juga telah berinvestasi di startup robot San Francisco bernama Physical Intelligence. Perusahaan ini berhasil menghimpun dana 400 juta dolar AS (sekitar Rp6,5 triliun) dengan valuasi 2,4 miliar dolar AS (sekitar Rp39,2 triliun). Jeff Bezos turut tercatat sebagai salah satu investor.

Startup tersebut mengembangkan model AI skala besar dan algoritma khusus untuk mendukung performa robot. Investasi ini mempertegas arah OpenAI untuk tidak hanya bermain di software, tapi juga menguasai AI berbasis fisik.

3. Akuisisi terjadi di tengah persaingan sengit dengan raksasa AI lain

ilustrasi AI (pexels.com/Tara Winstead)

Langkah akuisisi terhadap io terjadi saat OpenAI menghadapi tekanan kompetitif dari berbagai pihak. Perusahaan ini baru saja menyelesaikan pembelian Windsurf, alat bantu pemrograman berbasis AI, senilai 3 miliar dolar AS (sekitar Rp49 triliun). Sebelumnya, OpenAI juga mengambil alih perusahaan basis data Rockset pada 2024.

Economic Times melaporkan, OpenAI kini bernilai 300 miliar dolar AS (sekitar Rp4,9 kuadriliun) setelah menerima pendanaan 40 miliar dolar AS (sekitar Rp653 triliun) yang dipimpin SoftBank. Kompetitor seperti Google, Anthropic, dan xAI milik Elon Musk terus mendorong persaingan di ranah AI generatif.

Selain itu, OpenAI tengah bertransformasi menjadi public benefit corporation dan menegosiasikan ulang kesepakatan multinasional dengan Microsoft. Langkah ini dilakukan untuk membuka kemungkinan IPO, sekaligus menjamin akses Microsoft terhadap teknologi model AI terbaru dari OpenAI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team