Ilustrasi (IDN Times/Mia Amalia)
Setelah industri makanan, disusul oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Industri tersebut menunjukkan peningkatan pada 2019 dan triwulan I 2020 dengan total investasi mencapai Rp266,7 triliun atau setara US$19,4 miliar. Selanjutnya, industri kimia dan farmasi berada di peringkat ketiga dengan nilai investasi Rp243,9 triliun atau setara US$18,1 miliar.
Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Indriani mengatakan sektor manufaktur berpotensi besar untuk jauh lebih meningkat. Dengan kemajuan teknologi dan internet, proses produksi akan lebih efisien. Di samping itu, Indonesia juga memiliki keunggulan dari letak geografis dan pasar domestik sehingga dapat dijadikan hub manufaktur di wilayah ASEAN.
“Angka-angka ini menjadi refleksi bahwa tidak bisa dipungkiri jika pasar domestik Indonesia adalah magnet investasi, khususnya industri makanan dan minuman. Di antara dua sektor lainnya di atas, hanya industri makanan yang porsi PMDN-nya lebih besar dari PMA. Di sini kita yakin kalau industri ini akan cukup stabil dari guncangan ekonomi dunia,” ujar Farah dalam keterangan tertulis, Selasa (26/5).