ilustrasi menghitung (pexels.com/Polina Tankilevitch)
Contoh Kasus:
1. Tuan A berstatus menikah tanpa anak (K/0) dan bekerja di PT DDD dengan gaji sebesar Rp20 juta per bulan, iuran pensiun Rp200 ribu per bulan. Ia pindah kerja pada 1 Agustus 2025.
2. Tuan A pindah ke PT EEE pada 1 Agustus 2025 dengan gaji Rp22 juta per bulan, iuran pensiun Rp250 ribu per bulan.
Perhitungan PPh 21 di Perusahaan Lama (Januari – Juli 2025)
1. Penghasilan Bruto Januari – Juli:
Rp20 juta x 7 bulan = Rp140 juta
2. TER kategori A (untuk K/0) dengan penghasilan bruto Rp20 juta per bulan, tarif 7%
PPh 21 per bulan = 7% x Rp20 juta = Rp1,4 juta
Total PPh 21 Januari – Juni = Rp1,4 juta x 6 bulan = Rp8,4 juta
3. Penghitungan PPh 21 bulan terakhir (Juli) dengan tarif Pasal 17 UU PPh:
Penghasilan bruto: Rp140 juta
Pengurangan:
- Biaya jabatan: Rp500 ribu x 7 bulan = Rp3,5 juta
- Iuran pensiun: Rp200 ribu x 7 bulan = Rp1,4 juta
Total pengurangan = Rp3,5 juta + Rp1,4 juta = Rp4,9 juta
Penghasilan neto: Rp140 juta – Rp4,9 juta = Rp135,1 juta
Penghasilan kena pajak setahun: Rp135,1 juta – Rp58,5 juta (PTKP K/0) = Rp76,6 juta
PPh 21 terutang: Rp50 juta x 5% + Rp26,6 juta x 15% = Rp2,5 juta + Rp3,99 juta = Rp6,49 juta
4. Selisih PPh 21:
PPh 21 yang sudah dipotong (Januari – Juni) = Rp8,4 juta
PPh 21 terutang = Rp6,49 juta
Kelebihan pemotongan: Rp8,4 juta – Rp6,49 juta = Rp1,91 juta
Kesimpulan: Perusahaan lama (PT DDD) harus mengembalikan kelebihan pemotongan Rp1,91 juta kepada Tuan A.
Perhitungan PPh 21 di Perusahaan Baru (Agustus – Desember 2025)
1. PPh 21 periode Agustus – November 2025
TER kategori A (untuk K/0) dengan penghasilan bruto Rp22 juta per bulan, tarif 7%
PPh 21 per bulan = 7% x Rp22 juta = Rp1,54 juta
Total PPh 21 Agustus – November = Rp1,54 juta x 4 bulan = Rp6,16 juta
2. PPh 21 periode Desember 2025 (menggunakan tarif progresif)
Penghasilan bruto setahun: Rp22 juta x 5 bulan = Rp110 juta
Pengurangan:
- Biaya jabatan: 5% x Rp110 juta = Rp5,5 juta (maksimal Rp6 juta)
- Iuran pensiun: Rp250 ribu x 5 bulan = Rp1,25 juta
Total pengurangan = Rp5,5 juta + Rp1,25 juta = Rp6,75 juta
Penghasilan neto setahun: Rp110 juta – Rp6,75 juta = Rp103,25 juta
Penghasilan kena pajak: Rp103,25 juta – Rp58,5 juta (PTKP K/0) = Rp44,75 juta
PPh 21 terutang setahun: Rp44,75 juta x 5% = Rp2,2375 juta
PPh 21 yang harus dipotong pada bulan Desember:
PPh 21 terutang setahun – PPh 21 yang sudah dipotong (Agustus – November)
Rp2,2375 juta – Rp6,16 juta = (Rp3,9225 juta) (kelebihan pemotongan)
Kesimpulan: Pada bulan Desember, tidak ada pemotongan PPh 21, dan perusahaan baru (PT EEE) harus mengembalikan kelebihan Rp3,9225 juta kepada Tuan A.