Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Partisipasi Perempuan RI di Dunia Kerja Terendah ke-3 di Asia Tenggara

Ilustrasi Sekelompok Perempuan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Bank Dunia (World Bank) merilis laporan terkait partisipasi perempuan dalam dunia kerja dan perekonomian Indonesia dengan judul Ekonomi Perawatan di Indonesia.

Dalam laporan itu, Senior Social Development Specialist World Bank, Emcet Oktay Tas mengatakan angka partisipasi perempuan di Indonesia masuk urutan ketiga terendah di Asia Tenggara, yakni di angka 53 persen, sementara laki-laki di angka 81 persen.

1. Partisipasi perempuan Indonesia di dunia kerja lebih rendah lebih rendah dari Kamboja

Ilustrasi Pebisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam data itu, angka partisipasi perempuan di dunia kerja tertinggi ialah Kamboja, yakni di angka 70 persen, kedua Vietnam 69 persen, ketiga Singapura 63 persen, keempat Timor Leste 61 persen, kelima Thailand 59 persen, dan keenam Laos 55 persen.

Sementara di urutan ke-7 ada Indonesia dan Malaysia di angka 53 persen, Filipina di angka 46 persen, dan Myanmar 45 persen.

“Meskipun tingkat partisipasi ekonomi perempuan setara dengan rata-rata global, sebenarnya sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia di kawasan Asia Tenggara,” kata Emcet, Selasa (3/9/2024).

2. Pernikahan dan melahirkan jadi faktor utama

Seorang bayi saat menjalani imunisasi di Posyandu Rampai. (IDN Times/Dini Suciatingrum)

Emcet mengatakan, pernikahan dan melahirkan anak menjadi faktor utama mengapa partisipasi perempuan di dunia kerja masih rendah.

“Sekitar 40 persen perempuan menurut survei angkatan kerja keluar dari dunia kerja setelah menikah atau memiliki anak,” tutur Emcet.

3. Laki-laki bisa bekerja tanpa gangguan meski sudah menikah atau memiliki anak

Ilustrasi bekerja (IDN Times/Arief Rahmat)

Meskipun perempuan tetap bekerja setelah menikah dan melahirkan, gangguan yang mempengaruhi kualitas kerjanya pun sangat besar. Sementara itu, kata Emcet, 90 persen laki-laki tak terganggu selama bekerja meski sudah menikah atau memiliki anak.

“Sementara 90 persen laki-laki bekerja tanpa gangguan dari usia 20-60 tahun, perempuan yang sudah menikah menghadapi banyak hambatan untuk berpartisipasi dalam perekonomian,” tutur Emcet.

Dalam laporan itu, Bank Dunia mendorong penerapan ekonomi perawatan atau care economy untuk mendorong partisipasi perempuan Indonesia di dunia kerja bisa terus meningkat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Vadhia Lidyana
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us