Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, pelemahan dolar AS dilatarbelakangi data pasar tenaga kerja AS yang melemah.
“Data lowongan kerja dan data payroll swasta menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS sedang melemah, sehingga berpotensi menyebabkan data nonfarm payrolls yang lebih lemah untuk bulan November, yang akan dirilis hari ini,” kata Ibrahim dalam keterangan resmi.
Kondisi itu memperbesar kemungkinan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).
“Pasar masih mencari petunjuk lebih lanjut mengenai kapan The Fed dapat mulai menurunkan suku bunganya pada tahun 2024. Ekspektasi bahwa penurunan suku bunga dapat dilakukan segera setelah bulan Maret 2024 telah mendorong penguatan mata uang Asia dalam beberapa sesi terakhir,” ucap Ibrahim.