Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Kebijakan uang ketat juga dipandang bertentangan dengan tujuan ekonomi makro. Biaya suku bunga yang lebih tinggi memang akan membuat keinginan membelanjakan uang jadi berkurang, sehingga tingkat inflasi yang tinggi bisa membaik. Namun, hal tersebut juga bisa menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi dan memungkinkan peningkatan pada pengangguran sementara.
Selain itu, kebijakan uang ketat memungkinkan dapat memicu dampak negatif di masyarakat, yaitu
- Perekonomian masyarakat mulai meredup, yang berkolerasi pada meredupnya berbagai sektor usaha. Sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menjadi menurun. Daya beli masyarakat yang menurun membuat income para pengusaha juga tidak maksimal, terlebih apabila pengusaha baru merintis dan termasuk pada golongan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM.
- Adanya penaikan tarif pada kebutuhan masyarakat seperti, listrik, air, gas, BBM, telepon, transportasi dan juga berimbas pada biaya operasional yang juga akan menaik.
Nah, itulah uraian tentang penjelasan mengenai pasar uang ketat. Meski penyelenggaraan pasar uang ketat bertujuan untuk memperbaiki perekonomian negara dan menekan inflasi, namun secara bersamaan juga dapat memicu permasalahan lain di masyarakat.