Kilang Green Refinery yang salah satunya memproduksi Green Diesel (D100) di area PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah (IDN Times/Dhana Kencana)
Pada 2005, di Kilang Balongan dibangun guna memenuhi ketentuan bahan bakar yang ramah lingkungan bebas timbal. Kilang Balongan mengolah Low Octane Mogas Component (LOMC) dari kilang lain yang semula harus ditambahkan timbal.
Proses ini untuk memenuhi spesifikasi produk premium menjadi produk High Octane Mogas Component (HOMC). Hasil olahan dari Kilang Balingan dikirimkan ke kilang lain sebagai komponen bensin pengganti timbal.
Taufik mengungkapkan, Kilang Balongan saat ini telah mampu menghasilkan produk Pertamina Dex dengan kandungan Sulfur maksimum 10 ppm yang setara EURO V.
“Penurunan emisi SO4 yang dihasilkan dengan peningkatan kualitas sulfur adalah sebesar 0,0255 gram SOx Eq per liter yang sebelumnya sebesar 1,275 gram SOx Eq per liter atau turun hingga 98 persen,” ujarnya.
Ia menegaskan, KPI terus berupaya untuk turut mendukung penuh pelaksanaan transisi energi dengan menghasilkan produk-produk olahan kilang yang berkualitas dan lebih ramah lingkungan serta berbahan bakar nabati.
Selain itu, KPI juga tengah bersiap untuk serius dalam menjalankan bisnis petrokimia sebagai produk olahan kilang.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina berkomitmen terus menciptakan produk kilang yang semakin ramah lingkungan dan mendukung target Net Zero Emission (NZE) atau emisi bersih pada 2060 mendatang.
“Target mencapai NZE tidak dapat dilakukan oleh sebagian lini bisnis Pertamina saja, namun membutuhkan peran serta seluruh lini bisnis dari hulu sampai ke hilir,” kata dia.