Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyatakan keterbatasan jaringan transmisi menjadi hambatan utama dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Dia mengungkapkan, meski pemerintah telah menetapkan target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025, realisasinya hingga saat ini baru mencapai 15-16 persen. Hal tersebut disebabkan belum tersedianya infrastruktur jaringan yang memadai untuk menghubungkan sumber-sumber EBT ke pusat-pusat konsumsi listrik.
"Kita harusnya target (EBT) 23 persen, sekarang baru 15-16 persen. Kita semua sudah programkan EBT, tetapi ternyata tidak ada jaringannya. Ini yang membuat masalah besar," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/5/2025).