Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-18 at 18.45.09 (1).jpeg
Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat ditemui di Kemenko Perekonomian. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Pemerintah akan mendorong kebijakan untuk mendongkrak sisi permintaan dengan memperkuat daya beli masyarakat melalui program bantuan dan memberikan insentif berupa potongan harga.

  • Realisasi belanja pemerintah harus digenjot pada kuartal III dan IV agar dapat meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

  • Investasi menjadi komponen krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dengan pemerintah berencana mendorong investasi swasta dan BUMN serta mempercepat proyek-proyek strategis nasional.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai 5,2 pada tahun ini, meskipun realisasi pertumbuhan di kuartal I 2025 baru mencapai 4,87 persen. Capaian ini dinilai masih bisa ditingkatkan dalam sisa dua kuartal mendatang.

"Artinya, kita masih memiliki waktu di kuartal III dan kuartal IV untuk mengejar target tersebut, meskipun bulan Juli bagian dari kuartal III (hampir berakhir). Kini kita tinggal mengandalkan bulan Agustus dan September," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam diskusi UOB Editors Circle, Selasa (22/7/2025).

1. Dorong kebijakan untuk mendongkrak sisi permintaan

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Susiwijono menjelaskan, dalam struktur ekonomi Indonesia, konsumsi rumah tangga terus menjadi komponen terbesar dan tulang punggung pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, pemerintah akan terus menggerakkan kebijakan untuk mendorong konsumsi, baik dari sisi permintaan (demand) maupun penawaran (supply).

Dari sisi permintaan, daya beli masyarakat akan diperkuat melalui berbagai program bantuan, seperti bantuan sosial, bantuan pangan, dan program perlindungan sosial lainnya. Sementara dari sisi penawaran, pemerintah akan memberikan insentif berupa potongan harga atau diskon, seperti diskon tiket transportasi dan subsidi lainnya, guna meningkatkan aktivitas konsumsi.

"Intinya adalah mendorong pengeluaran masyarakat, karena konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional," kata Susi.

2. Realisasi belanja harus digenjot pada kuartal III dan IV

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Meskipun konsumsi rumah tangga menunjukkan tren yang positif, realisasi belanja pemerintah hingga kuartal II masih tergolong rendah. Bahkan pada kuartal I, kontribusi konsumsi pemerintah tercatat negatif.

Kondisi ini diperkirakan disebabkan oleh kebijakan efisiensi, kehati-hatian dalam pengeluaran, serta lambatnya penyerapan anggaran, meskipun di awal tahun terdapat alokasi belanja yang cukup besar.

"Pada intinya, kontribusi konsumsi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi masih minim. Kuartal II pun belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Harapannya, pada kuartal III dan IV, pemerintah dapat meningkatkan realisasi belanja agar mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.

3. Investasi jadi salah satu komponen utama penggerak ekonomi

(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Selain konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah, investasi juga menjadi komponen krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah berencana mendorong investasi swasta dan BUMN, serta mempercepat proyek-proyek strategis nasional agar efek penggandanya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat dan pelaku usaha.

Langkah-langkah kebijakan ini diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional, serta memperkuat fondasi pemulihan yang berkelanjutan di tengah tantangan global yang masih berlangsung.

Di sisi lain, pemerintah tetap optimistis target investasi nasional sebesar Rp1.900 triliun pada tahun 2025 dapat tercapai, bahkan berpeluang terlampaui karena ditopang oleh tren positif dalam Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) dan masuknya Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir, terutama di sektor teknologi dan infrastruktur.

“Sejumlah indikator PMTB menunjukkan peningkatan signifikan. Kami yakin dampak positifnya akan terlihat melalui peningkatan PMI, penyerapan tenaga kerja, dan pertumbuhan sektor-sektor turunan,” ujar Susi.

Di sisi lain, pemerintah juga mewaspadai tekanan eksternal, terutama dari sektor perdagangan luar negeri. Komponen ekspor-impor diperkirakan akan terpengaruh oleh dinamika global, seperti kebijakan tarif dari negara mitra dagang serta meningkatnya ketegangan geopolitik yang menyebabkan gangguan rantai pasok logistik.

Editorial Team