Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_5332.jpeg
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Fundamental ekonomi RI terus menguat menuju 2026

  • Konsumsi masyarakat mencapai level 312 pada November, investasi tumbuh 13,7% secara tahunan

  • Percepatan belanja negara dan penurunan suku bunga acuan BI menjadi fondasi kuat pertumbuhan ekonomi positif pada 2026

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Pemerintah menilai fundamental ekonomi Indonesia terus menunjukkan penguatan menuju 2026. Tren tersebut tercermin dari berbagai indikator, mulai dari konsumsi, investasi, hingga stimulus fiskal melalui percepatan belanja negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme konsumen terlihat jelas dari peningkatan indeks belanja masyarakat.

Berdasarkan Mandiri Spending Index, konsumsi masyarakat mencapai level 312 pada November, berada di atas ambang normal 300. Kenaikan ini menandakan aktivitas belanja masyarakat terus membaik menjelang akhir tahun.

“Telah terjadi peningkatan konsumsi masyarakat ke (level 312),” tegas Airlangga dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Jumat (28/11/2025).

Di sisi lain, realisasi investasi juga tumbuh solid. Sepanjang Januari hingga September 2025, investasi berhasil menembus Rp1.434 triliun, atau tumbuh 13,7 persen secara tahunan. Dampak dari kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi akan semakin kuat pada 2026, seiring percepatan proyek strategis dan penguatan iklim usaha.

Sementara itu, percepatan realisasi belanja negara turut memperkuat daya dorong fiskal. Hingga 24 November 2025, belanja kementerian/lembaga mencapai Rp1.109 triliun, naik Rp147,8 triliun dibandingkan realisasi Oktober sebesar Rp961,2 triliun.

Adapun realisasi Program Prioritas Presiden tercatat sebesar Rp213 triliun, yang mendorong akselerasi berbagai agenda pembangunan nasional.

Dari sisi moneter, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebesar 125 basis poin, menurunkan BI Rate menjadi 4,75 persen.

“Kebijakan suku bunga acuan BI mendorong kredit usaha dan belanja masyarakat,” tambah Airlangga.

Pemerintah meyakini kombinasi penguatan fiskal, stabilitas moneter, dan sentimen konsumsi yang terus membaik menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih positif pada 2026.

Editorial Team