Pemilik Alam Sutera: Profil The Ning King, Karier, dan Hartanya

Siapa sebenarnya pemilik Alam Sutera yang jadi salah satu township paling berkembang di Tangerang? Sosok tersebut adalah The Ning King, seorang konglomerat senior asal Indonesia yang jarang tampil di hadapan publik. Namanya mungkin tak sepopuler pengusaha lain, tetapi kiprahnya di balik Argo Manunggal Group sangat berpengaruh.
Ia adalah tokoh penting dalam industri tekstil, baja, hingga properti, termasuk dalam pembangunan kawasan Alam Sutera. Kesuksesan yang ia capai bukan hasil instan, melainkan hasil kerja keras selama lebih dari setengah abad. Lantas, bagaimana perjalanan hidup dan karier bisnisnya?
1. Mengenal lebih dekat sosok The Ning King

The Ning King lahir di Bandung pada 1931 dan dikenal sebagai salah satu pengusaha senior paling berpengaruh di Indonesia. Meski jarang muncul di media, namanya sangat dikenal dalam kalangan pebisnis nasional. Ia merupakan pendiri dari Argo Manunggal Group, salah satu konglomerasi besar yang bergerak di berbagai sektor industri. Hingga kini, belum banyak informasi publik mengenai agama maupun latar belakang keluarganya selain anak dan menantunya.
The Ning King memiliki dua anak, salah satunya Hungkang Sutedja. Menantunya, Haryanto Tirtohadiguno, juga memegang peran penting dalam ekspansi bisnis keluarga, khususnya di sektor properti. Dalam kehidupan pribadi, The Ning King dikenal sebagai sosok pekerja keras dan visioner. Meskipun sudah berusia lanjut, pengaruhnya dalam dunia bisnis Indonesia tetap kuat hingga sekarang.
2. Jejak karier panjang di dunia bisnis

Karier bisnis The Ning King dimulai sejak 1949 dengan usaha dagang tekstil. Ia memulai dari skala kecil, tetapi memiliki strategi yang cermat dan ketekunan luar biasa. Pada 1977, ia mendirikan PT Argo Pantes Tbk., pabrik tekstil besar yang kemudian menjadi tulang punggung konglomerasi Argo Manunggal Group.
Tak berhenti di sana, ia memperluas cakupan bisnisnya ke berbagai sektor seperti baja, energi, agrikultur, dan properti. Salah satu tonggak penting dalam kariernya adalah pendirian PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) pada 1993. Perusahaan ini dipimpin oleh menantunya, Haryanto Tirtohadiguno, dan berkembang menjadi pengembang properti papan atas di Indonesia.
3. Hal-hal unik seputar kehidupan The Ning King

The Ning King adalah sosok yang mempercayakan ekspansi bisnisnya kepada keluarga, termasuk menantunya. Ia memberikan mandat penuh kepada Haryanto Tirtohadiguno untuk membangun dan mengembangkan Alam Sutera dari nol. Kepercayaan ini terbukti berhasil karena ASRI berkembang pesat dan menjadi salah satu pengembang terkemuka di Tanah Air.
Salah satu proyek ikonik yang berhasil dikembangkan adalah patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Monumen megah ini menjadi simbol pariwisata nasional dan menunjukkan ambisi besar keluarga The Ning King dalam membangun warisan budaya. Meski tidak sering tampil, kontribusinya sangat terasa dalam berbagai lini bisnis strategis di Indonesia.
4. Gurita usaha dan sumber kekayaan The Ning King

Sebagai pemilik Argo Manunggal Group, The Ning King mengendalikan berbagai lini usaha dari tekstil, baja ringan, perpipaan, agribisnis hingga properti. Beberapa perusahaan di bawah kendalinya termasuk PT Argo Pantes, Cakrasteel, Pralon, dan Fumira. Untuk sektor properti, ia memegang kepemilikan signifikan di PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI), yaitu sebesar 48,04 persen.
Kekayaannya mencapai 450 juta dolar Amerika atau sekitar Rp6 triliun per 2017, menempatkannya dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Kekayaan itu terus berkembang seiring ekspansi usaha ke berbagai kota besar dan sektor baru. Produk dari perusahaannya telah tersebar di lebih dari 100 kota di seluruh Indonesia.
5. Pencapaian besar selama perjalanan bisnisnya

Jejak panjang The Ning King dalam dunia bisnis mencerminkan dedikasi dan visi yang luar biasa. Ia memulai dari nol pada 1949 dan berhasil membentuk kerajaan bisnis besar dalam kurun waktu beberapa dekade. Salah satu pencapaian awalnya adalah pendirian PT Argo Pantes pada 1977 yang menjadi fondasi Argo Manunggal Group.
Tahun 1993 menjadi titik balik dengan didirikannya ASRI yang kemudian sukses besar. Pada 2007, perusahaan tersebut resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Bahkan, pada 2017, namanya masuk daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes, membuktikan bahwa kontribusinya tak hanya berpengaruh di industri tetapi juga di level nasional.
The Ning King adalah sosok di balik layar yang membangun salah satu kawasan properti paling prestisius di Indonesia, Alam Sutera. Meskipun jarang muncul di media, kiprah dan pengaruhnya tak terbantahkan dalam dunia bisnis nasional. Dari tekstil hingga properti, ia telah meninggalkan warisan bisnis yang solid dan menginspirasi banyak pengusaha muda.