Adapun langkah-langkah dalam mencatat pendapatan diterima di muka pada neraca perusahaan antara lain:
1. Identifikasi estimasi waktu ketika produk akan diterima
Perusahaan harus mencari tahu estimasi kapan pelanggan bisa menerima produk yang sudah dibayar. Jika diterima dalam jangka waktu 12 bulan ke depan, maka pendapatan diterima di muka dicatat sebagai utang lancar pada neraca perusahaan.
Misalnya, perusahaan Narina menerima pembayaran sebesar Rp100.000.000 untuk membangun rumah dua lantai dari seorang kontraktor. Kemudian estimasi waktu penyelesaian proyek selama 12 bulan. Perusahaan A dapat mencatat Rp100.000.000 ke dalam kewajiban lancar.
2. Memasukkan jumlah yang dibayarkan
Catat jumlah pendapatan yang diterima di muka sebagai kredit, lalu catat pula jumlah yang sama pada posisi kas di kolom debit.
Misalnya, tim akuntan dari perusahaan Narina memasukkan jumlah Rp100 juta tersebut sebagai kredit dan tunainya sebagai debit pada neraca perusahaan.
3. Mendelegasikan uang untuk tugas tertentu
Untuk membantu dalam menentukan jumlah pendapatan yang diterima dimuka itu dibayarkan kembali kepada pelanggan dari waktu ke waktu, maka perusahaan perlu memperkirakan berapa banyak pendapatan diterima di muka akan dibutuhkan di waktu tertentu agar dapat menghasilkan produk bagi para pelanggan.
Dari contoh di atas, perusahaan Narina memutuskan bahwa selama 12 bulan itu mereka menggunakan sekitar Rp8,3 juta perbulannya dari total Rp100 juta untuk pembangunan rumah dua lantai.
4. Mengurangi jumlah pendapatan ketika digunakan untuk pembuatan produk
Perusahaan harus dapat melacak jumlah pendapatan yang diterima di muka yang dipakai untuk pembuatan produk bagi pelanggan. Kemudian dikurangi dan dimasukkan ke dalam posisi kredit.
5. Mentransfer pendapatan yang baru diterima ke penghasilan
Pada tahap terakhir, ketika perusahaan mengurangi jumlah pendapatan yang diterima di muka dari kredit, maka perusahaan juga harus menambahkan jumlah yang sama ke bagian pendapatan total penghasilan dari neraca perusahaan.