Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
629ff08a-eac0-4683-b40f-771f3ce9bd25.jpeg
Rumah subsidi. (Dok. BRI)

Intinya sih...

  • Realisasi penyaluran KPR subsidi baru mencapai 51,46% dari target tahunan, dengan nilai Rp 22,35 triliun.

  • Program FLPP melibatkan 41 bank penyalur dan ribuan pengembang di 11.421 lokasi di seluruh Indonesia.

  • BP Tapera bekerja sama dengan OJK untuk menganalisis debitur belum diproses bank dan mendapat dukungan penuh dari Kementerian PKP.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) baru mencapai 180.126 unit, atau sekitar 51,46 persen dari target tahunan, dengan nilai mencapai Rp22,35 triliun.

Data tersebut merupakan realisasi hingga 24 September 2025. Meski baru separuh dari target, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) tetap yakin mampu menyalurkan 350 ribu unit rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hingga akhir 2025.

“BP Tapera bersama seluruh pemangku kepentingan telah melakukan berbagai langkah percepatan dalam penyaluran pembiayaan FLPP,” kata Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho dalam keterangan resmi, Kamis (25/9/2025).

1. Libatkan 41 bank penyalur dan banyak pengembang

Penyaluran rumah subsidi, Selasa (6/5/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Program FLPP pada 2025 melibatkan 38 bank penyalur dan 7.354 pengembang yang membangun rumah subsidi di 11.421 lokasi, tersebar di 33 provinsi dan 394 kabupaten/kota.

Jawa Barat menjadi provinsi dengan realisasi tertinggi, yakni 41.243 unit, diikuti Jawa Tengah (15.665 unit), Sulawesi Selatan (14.463 unit), dan Banten (12.216 unit). Dari sisi bank, Bank BTN menjadi penyalur terbesar dengan 90.923 unit, diikuti BTN Syariah (36.589 unit) dan BRI (17.373 unit).

Di kalangan pengembang, Real Estat Indonesia (REI) mencatatkan pembangunan terbanyak dengan 75.141 unit, diikuti Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) 54.409 unit, HIMPERRA 24.465 unit, ASPRUMNAS 5.944 unit, dan APERNAS 5.822 unit.

Untuk memperluas akses, BP Tapera menambah dua bank penyalur baru, yaitu Bank Nobu dan Bank Artha Graha, sehingga total bank penyalur aktif mencapai 41 institusi.

2. Strategi BP Tapera percepat penyaluran FLPP

Ilustrasi rumah subsidi (IDN Times/Dhana Kencana)

BP Tapera bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menganalisis lebih dari 111 ribu debitur di aplikasi Sikasep yang statusnya belum diproses bank. Tujuannya agar segera ditindaklanjuti.

Selain itu, BP Tapera akan menggelar akad massal untuk 25 ribu unit rumah subsidi pada 29 September 2025 di Cileungsi, Bogor.

Acara itu akan dihadiri Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, jajaran Menteri Kabinet Merah Putih, anggota DPR RI, perwakilan bank penyalur, serta pihak pengembang.

3. Dukungan kementerian perluas penerima manfaat

Ilustrasi rumah subsidi. (dok. Apersi)

Heru mengatakan capaian penyaluran FLPP juga mendapat dukungan penuh dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), memungkinkan BP Tapera memperluas segmentasi penerima manfaat, termasuk kelompok masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tetap.

"Kini, semakin banyak MBR dari berbagai latar belakang, seperti pengemudi transportasi online, asisten rumah tangga, guru, petani, buruh, nelayan, tenaga kesehatan, hingga TNI dan Polri, yang bisa memiliki rumah layak huni dengan harga terjangkau," sebutnya.

Heru menegaskan penambahan kuota menjadi 350 ribu unit pada 2025 akan semakin membuka peluang MBR, termasuk generasi milenial dan Gen Z, untuk memiliki rumah layak huni dengan harga terjangkau.

Langkah tersebut diharapkan mempercepat pencapaian tujuan pemerintah dalam menyediakan hunian yang layak, terjangkau, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Editorial Team