Peran 8 Kapal Logistik Pelni Turunkan Harga Barang di Wilayah RI

Jakarta, IDN Times - Jam menunjukkan pukul 10 kurang, aktivitas di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara sudah berjalan cukup sibuk. Truk-truk hilir mudik, baik yang membawa muatan ataupun tidak. Begitu pula forklift yang sibuk memindahkan tumpukan kontainer ke punggung-punggung truk.
Di area docking, terdapat Kapal Motor (KM) Logistik Nusantara 4 milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni. Kapal dengan daya angkut 115 TEUs ini melayani trayek T-2 atau wilayah Indonesia Barat dengan rute pelayaran meliputi Tanjung Priok – Tanjung Uban – Letung – Tarempa – Selat Lampa – Subi – Serasan – Midai – Tanjung Uban – kembali ke Tanjung Priok.
Itu merupakan satu dari sembilan kapal logistik yang dioperasionalkan Pelni sejak satu dekade silam atau sejak 2015. Direktur Utama Pelni, Tri Andayani mengungkapkan, sejak tahun tersebut pihaknya diberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pembelian enam kapal penugasan logistik.
"Kapal yang kami operasionalkan pertama kali itu di tahun 2017, tetapi kami sudah mengoperasionalkan kapal-kapal milik Kementerian Perhubungan, kapal-kapal logistik sejak tahun 2015. Untuk di tahun 2025 ini dari enam kapal logistik yang kami miliki, kami juga ada tiga kapal logistik milik Kementerian Perhubungan sehingga total kapal sembilan," tutur perempuan yang karib disapa Anda tersebut dalam konferensi pers di depan Kapal Logistik Nusantara 4, Kamis (24/7/2025).
Adapun dari enam kapal milik Pelni tersebut satu di antaranya menjadi kapal cadangan yang menjadi bagian dari persyaratan dalam kontrak penugasan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) atau pemerintah. Dengan demikian, ada delapan kapal yang beroperasi rutin untuk tahun ini.
1. Volume muatan kapal logistik Pelni terus meningkat

Lebih lanjut Anda menjelaskan, volume muatan yang diangkut kapal logistik miik Pelni sejak 2015 hingga saat ini terus mengalami peningkatan.
"Adapun kinerja produksi dan operasional dari kapal penugasan yang ditugaskan kepada kami sejak tahun 2015 ada 86.000 TEUs atau 86.000 kontainer yang telah kami angkut selama 10 tahun terakhir dengan melayari lebih dari 1.000 voyage," kata Anda.
Dengan capaian tersebut, Anda menyimpulkan bahwa penugasan yang diberikan pemerintah kepada Pelni berjalan semakin efektif dan semakin optimal.
Hal itu juga terlihat dari kontribusi kapal-kapal logistik milik Pelni terhadap total kapal logistik yang beroperasi saat ini. Anda menyebutkan, saat ini terdapat 39 kapal yang termasuk dalam penugasan nasional.
"Sehingga kontribusi kami itu terhadap total kapal penugasan logistik itu 20 persen dari delapan (jumlah trayek) dari 39 yang ada. Kemudian kalau terkait dengan muatan mestinya kan 20 persen juga ya, tetapi Alhamdulillah dari delapan kapal yang kami operasionalkan ini kami memberikan kontribusi sebesar 40 persen dari muatan logistik penugasan logistik nasional," tutur Anda.
2. Rute yang paling mendominasi

Kapal logistik yang dioperasionalkan Pelni pada 2025 menempuh tiga wilayah di Indonesia meliputi wilayah Barat (satu kapal/trayek), wilayah Tengah (lima kapal/trayek), dan wilayah Timur (dua kapal/trayek).
"Ada beberapa yang rute atau trayek yang mendominasi atau efektif sekali yaitu trayek dari Surabaya, Makassar, kemudian ke Kepulauan Maluku Utara. Itu mencapai 3.000 kontainer setiap tahunnya," kata Anda.
Anda menambahkan, efektivitas kapal logistik Pelni juga dapat dilihat dari muatan berangkat dan muatan pulang. Menurut data Pelni, muatan berangkat sebanyak 73 persen dan muatan balik sebesar 27 persen.
"Sehingga bisa dikatakan bahwa jalur ini atau trayek ini memang jalur yang benar-benar efektif atau optimal," kata dia.
3. Manfaat keberadaan kapal logistik Pelni

Anda pun turut menjelaskan perihal manfaat keberadaan kapal-kapal logistik terhadap penurunan harga di wilayah-wilayah yang dilewati kapal tersebut.
Kapal-kapal logistik Pelni disebut Anda mengangkut muatan bahan pokok seperti beras, tepung terigu, gula, minyak goreng, daging sapi, kedelai, cabai rawit, dan bawang merah, serta daging ayam.
Selain itu, kapal logistik Pelni juga mengangkut muatan berupa bahan penting seperti semen, besi, baja, triplek, pupuk, bahan baku konstruksi, dan gas LPG.
"Kalau kita melihat dampaknya yang paling signifikan adalah terkait dengan penurunan harga. Di Indonesia Barat sendiri itu sebelum ada kapal penugasan ini, setelah ada kapal ini itu memberikan dampak penurunan harga 5 sampai 10 persen, sedangkan untuk wilayah Indonesia Tengah berdampak penurunan harga 10 sampai 30 persen dan di Indonesia Timur memberikan dampak penurunan harga 15 sampai 45 persen," beber Anda.