Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Logo Ford. (unsplash.com/cameramandan83)
Logo Ford. (unsplash.com/cameramandan83)

Intinya sih...

  • Ford merencanakan pemecatan 1.000 pekerja di Jerman hingga 2026

  • IG Metall kritik keputusan Ford karena menimbulkan ketidakpastian di kalangan pekerja Koeln

  • Kepala Pabrik Tesla Jerman optimis dengan penjualan mobilnya meskipun kondisi pasar mobil listrik yang tidak pasti

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS), Ford mengungkapkan rencana untuk mengurangi sekitar 1.000 pekerja di Koeln, Jerman pada awal 2026. Langkah ini menyusul penurunan permintaan mobil listrik

Pengurangan pekerja ini terkait rencana mengurangi shift kerja dari yang sebelumnya dua shift menjadi satu shift pada Januari 2026. Ford menyebut sudah ada rencana untuk mengurangi biaya produksi di Jerman lebih dari setahun terakhir.

1. Ford sudah berencana merampingkan divisi di Jerman hingga 2027

Ford. (unsplash.com/fourfour_44)

Sesuai rencana pada 2024, Ford akan mengurangi 2.900 pekerja di Jerman pada departemen administrasi, pengembangan, dan beberapa departemen lainnya hingga 2027. Jumlah itu sama dengan satu per empat berada di Ford Koeln. 

Sementara itu, pekerja yang bersedia mengundurkan diri secara sukarela akan mendapatkan bayaran yang lebih. Jika pekerjaan mereka direlokasi karena divisinya dijual dan dibeli oleh perusahaan lain, maka mereka tidak akan dipecat. 

“Kami paham dampak yang akan diterima pekerja kami dan kami berkomitmen kuat untuk menyediakan dukungan sebaik mungkin kepada mereka yang terdampak,” terang manajemen Ford, dikutip DPA International

2. Persatuan pekerja Jerman kritik keputusan Ford

Salah satu persatuan pekerja di Jerman, IG Metall mengkritisi keputusan Ford untuk memecat 1.000 pekerja pada 2026. Menurutnya, langkah ini akan menimbulkan ketidakpastian di kalangan pekerja di Koeln. 

“Ini adalah pukulan keras untuk industri di Koeln. Perubahan dari dua shift menjadi satu shift adalah tindakan buruk untuk pabrik itu sendiri. Ini akan meningkatkan tekanan biaya,” ujar Juru Bicara IG Metall, David Lüdtke. 

IG Metall menyebut, manajemen Ford membuat kebijakan yang salah karena mendesain mobil yang buruk untuk pasar Eropa. Saat ini, Ford Jerman hanya memproduksi mobil listrik dan ada dua model yang diproduksi di Koeln. 

Penjualan mobil listrik Ford mengalami penurunan dan berada jauh di bawah ekspektasi. Padahal, Ford sudah menginvestasikan sebesar 2 miliar euro (Rp38,9 triliun) untuk produksi mobil listrik di Eropa. 

3. Tesla Jerman optimistis dengan masa depan penjualan mobilnya

Tesla. (unsplash.com/milancsizmadia)

Kepala Pabrik Tesla Jerman, Andre Thierig mengaku optimis dengan pabriknya yang berada di dekat Berlin. Meskipun kondisi pasar mobil listrik yang tidak pasti dalam beberapa bulan terakhir. 

“Kami saat ini memiliki penjualan yang sangat baik dan maka dari itu kami merevisi rencana produksi kami pada kuartal III dan IV. Kami melihat bagaimana pasar berkembang dan melanjutkan ke arah positif di semua pasar yang kami masuki,” ucapnya. 

Pasar mobil listrik di Jerman tengah menghadapi masalah, terutama bagi Tesla. Pabrikan mobil asal AS itu mengalami penurunan penjualan yang mencapai 40 persen pada Agustus 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team