Penjualan Tesla di Jepang Melonjak Tajam Sepanjang 2025

- Rekor penjualan baru pada Agustus
- Peningkatan penjualan Tesla terlihat paling mencolok pada Agustus 2025. Dalam sebulan, perusahaan berhasil menjual sekitar 980 unit mobil listrik.
- Harga lebih terjangkau berkat pemangkasan dan subsidi
- Kesuksesan Tesla di Jepang tidak lepas dari strategi harga agresif yang dilakukan perusahaan pada Mei 2025.
- Ekspansi dealer dan jaringan supercharger
- Tesla menguasai sekitar 30 persen pangsa pasar mobil listrik di Jepang. Perusahaan berencana membuka lebih banyak dealer di pusat-pusat kota dan memperluas jaringan Supercharger.
Mobil listrik semakin populer di berbagai negara, tetapi tidak semua pasar menunjukkan tren yang sama. Jika di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia penjualan Tesla mulai menurun karena persaingan ketat dengan merek lokal maupun produsen asal Tiongkok, maka di Jepang situasinya berbeda. Negeri Sakura justru menjadi salah satu titik terang bagi Tesla, dengan penjualan yang melonjak tajam pada 2025.
Data terbaru mencatat bahwa sepanjang Januari hingga Agustus 2025, Tesla berhasil menjual sekitar 6.500 unit mobil listrik di Jepang. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 87 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, penjualan tahun ini telah melampaui rekor Tesla pada 2022, ketika mereka hanya mampu menjual 5.900 unit kendaraan listrik. Tren positif ini menegaskan bahwa Tesla semakin diterima oleh konsumen Jepang yang selama ini lebih familiar dengan merek domestik.
1. Rekor penjualan baru pada Agustus

Peningkatan penjualan Tesla terlihat paling mencolok pada Agustus 2025. Dalam sebulan, perusahaan berhasil menjual sekitar 980 unit mobil listrik. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan Agustus 2024. Dengan hasil tersebut, Tesla hanya tertinggal sekitar 100 unit dari Nissan, merek yang selama hampir 15 tahun mendominasi penjualan kendaraan listrik di Jepang. Menurut laporan Nikkei Asia, capaian ini menjadi sinyal kuat bahwa Tesla bisa menantang dominasi pabrikan lokal di pasar yang sebelumnya sulit ditembus.
2. Harga lebih terjangkau berkat pemangkasan dan subsidi

Kesuksesan Tesla di Jepang tidak lepas dari strategi harga agresif yang dilakukan perusahaan pada Mei 2025. Kala itu, Tesla memangkas harga Model 3 hingga 453.000 yen, sehingga harga jualnya turun menjadi 3,99 juta yen. Ditambah dengan adanya subsidi pemerintah untuk kendaraan ramah lingkungan, konsumen bisa membeli Tesla Model 3 dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Kombinasi pemangkasan harga dan insentif ini membuat Tesla semakin menarik, terutama bagi masyarakat perkotaan Jepang yang mulai mencari alternatif mobil listrik dengan jarak tempuh panjang dan teknologi canggih.
3. Ekspansi dealer dan jaringan supercharger

Selain strategi harga, Tesla juga berupaya memperkuat jaringan distribusi dan layanan purna jualnya. Saat ini Tesla menguasai sekitar 30 persen pangsa pasar mobil listrik di Jepang. Untuk memperbesar pengaruhnya, perusahaan berencana membuka lebih banyak dealer di pusat-pusat kota. Bos Tesla Jepang, Richi Hashimoto, menyebutkan bahwa perusahaan akan menambah jumlah dealer hingga dua kali lipat pada 2026. Saat ini Tesla memiliki 25 dealer aktif, dan ekspansi ini diharapkan meningkatkan eksposur merek sekaligus memperkuat kepercayaan konsumen.
Tidak hanya itu, Tesla juga terus memperluas jaringan Supercharger yang menjadi tulang punggung infrastruktur mobil listrik mereka. Hingga saat ini, sudah ada 130 titik pengisian cepat di Jepang, dan jumlahnya diproyeksikan terus bertambah. Kehadiran Supercharger membuat pemilik Tesla semakin yakin untuk menggunakan mobil listrik dalam aktivitas sehari-hari, karena masalah jarak tempuh dan ketersediaan pengisian daya semakin teratasi.
Peningkatan penjualan Tesla di Jepang pada 2025 menjadi bukti bahwa strategi harga yang tepat, dukungan pemerintah melalui subsidi, serta ekspansi layanan dapat membawa hasil signifikan. Meski menghadapi persaingan ketat dengan pabrikan lokal seperti Nissan, Tesla berhasil mendekatkan diri pada konsumen Jepang dan membangun reputasi yang semakin kuat. Dengan rencana menambah dealer dan memperluas jaringan Supercharger, Tesla tampaknya serius menjadikan Jepang sebagai salah satu pasar utama di Asia. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin Tesla akan mampu menggoyahkan dominasi produsen domestik yang sudah bertahun-tahun menguasai pasar kendaraan listrik di negeri tersebut.