Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Greenomina digunakan untuk menghitung emisi karbon di Pertamina Eco Runfest 2024, ajang lari carbon-neutral pertama di Indonesia.jpeg
PT Pertamina (Persero) mengembangkan aplikasi Greenomina. (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Greenomina adalah aplikasi kalkulasi emisi karbon yang dikembangkan oleh Pertamina.

  • Fungsinya menghitung emisi dari berbagai aktivitas dan kompensasi melalui skema kredit karbon, sehingga mendorong kesadaran terkait emisi karbon.

  • Pertamina sedang menjajaki untuk kolaborasi dengan sektor perhotelan dan pariwisata untuk menggunakan aplikasi ini.

Jakarta, IDN Times – PT Pertamina (Persero) terus mengembangkan aplikasi Greenomina, yang dirancang untuk menghitung emisi karbon dioksida, serapan karbon, hingga memfasilitasi perdagangan karbon (carbon trading). Inisiatif ini memperluas ekosistem dekarbonisasi, baik di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Langkah ini juga memperkuat posisi Pertamina sebagai kontributor aktif dalam pengembangan ekonomi karbon di Indonesia.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan melalui Greenomina, Pertamina membangun ekosistem masyarakat yang lebih sadar lingkungan. Upaya ini mencakup berbagai aspek, mulai dari mendorong efisiensi energi oleh karyawan, memungkinkan peserta Pertamina Eco RunFest menghitung dan mengimbangi emisi mereka agar netral karbon, hingga mendukung perhitungan serta kompensasi emisi dari aktivitas penerbangan penumpang.

“Transformasi energi bukan hanya soal mengganti bahan bakar fosil dengan energi baru terbarukan (EBT), tetapi juga mengubah perilaku, kesadaran, dan budaya, baik di tingkat perusahaan maupun masyarakat. Greenomina adalah alat sekaligus gerakan yang membawa isu iklim ke dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Sabtu (19/7/2025).

1. Greenomina dikembangkan oleh Pertamina

Ilustrasi emisi udara (Freepik.com/wirestock)

Ia menjelaskan Greenomina, singkatan dari Green and Net Zero Emission Pertamina, merupakan aplikasi kalkulasi emisi karbon yang dikembangkan oleh empat perwira muda Pertamina.

Keandalan aplikasi ini telah diakui melalui berbagai penghargaan, antara lain sebagai pemenang Biznovation 2022 dan juara dua ajang Gagasan Eco BUMN 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN. Aplikasi ini memungkinkan individu maupun institusi menghitung emisi karbon dari berbagai aktivitas, seperti perjalanan, penginapan, konsumsi listrik dan air, makanan, hingga pengelolaan limbah. Emisi yang dihasilkan kemudian dapat dikompensasi melalui skema kredit karbon.

Karbon dioksida (CO₂) merupakan gas rumah kaca utama yang dihasilkan dari aktivitas manusia, seperti transportasi, penggunaan energi, dan konsumsi makanan. Gas ini berkontribusi besar terhadap perubahan iklim karena terakumulasi di atmosfer dan memerangkap panas bumi.

“Menghitung emisi karbon dari aktivitas kita penting agar kita memahami jejak lingkungan yang kita tinggalkan. Lebih dari itu, kita juga bisa berkontribusi mengurangi dampaknya, misalnya dengan mengimbangi emisi melalui skema perdagangan karbon dengan pihak yang memiliki kelebihan kredit karbon,” lanjut Fadjar.

2. Greenomina dorong setiap orang makin sadar terkait emisi karbon

Emisi CO2 (sumber:pixabay.com/marcinjozwiak)

Sejak Januari 2025, Greenomina telah digunakan dalam program Carbon Neutral Business Trip Pertamina, yaitu penghitungan emisi dari aktivitas perjalanan dinas karyawan. Hingga kini, lebih dari 10.000 perjalanan telah dihitung emisinya melalui aplikasi ini. Keterlibatan aktif karyawan juga memperkuat permintaan kredit karbon di lingkungan internal Pertamina dan membuka peluang pemasaran kredit karbon dari proyek energi terbarukan, seperti panas bumi (geothermal).

Greenomina juga telah digunakan dalam berbagai kegiatan eksternal. Salah satunya adalah ajang Pertamina Eco RunFest 2024, lomba lari massal pertama di Indonesia yang diklaim netral karbon dan diikuti sekitar 21.000 peserta. Sebelumnya, Greenomina turut mendukung penerbangan perdana Pelita Air pada rute Jakarta–Banjarmasin, November 2023, yang menjadi penerbangan netral karbon pertama di Indonesia. Saat ini, aplikasi tersebut juga tengah dijajaki untuk kolaborasi dengan sektor perhotelan dan pariwisata, termasuk dengan Patra Jasa, guna menghadirkan konsep liburan dan menginap ramah lingkungan di berbagai destinasi nasional.

“Greenomina memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa setiap orang bisa mengetahui emisi karbon dari aktivitas hariannya, dan berkontribusi langsung mengurangi dampak lingkungan,” tambah Fadjar.

3. Greenomina pendekatannya praktis dan transparan

ilustrasi pengurangan emisi karbon (pexels.com/Tony Mrst)

Fadjar menjelaskan keunggulan Greenomina terletak pada pendekatannya yang praktis, transparan, dan berbasis standar global. Perhitungan emisi karbon dalam aplikasi ini merujuk pada standar dari lembaga internasional seperti UNFCCC, ICAO, dan IATA, serta telah terverifikasi secara ilmiah oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Hal ini menjadikan Greenomina kredibel secara ilmiah sekaligus aplikatif untuk sektor publik maupun dunia usaha.

Greenomina diharapkan menjadi platform komersial berkelanjutan yang dapat membantu perusahaan mengembangkan model bisnis rendah emisi sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

"Lebih dari itu, Greenomina juga memperkuat komitmen Pertamina terhadap target net zero emission 2060 yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, serta berperan sebagai penggerak perubahan sosial yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen, komunitas, hingga generasi muda," tegasnya.

Pertamina terus mengambil peran aktif dalam transisi energi nasional, melalui program-program yang berdampak nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya ini dilakukan sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional perusahaan.

Editorial Team