Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_20250920_102833_YouTube.jpg
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Intinya sih...

  • Fokus pada ketahanan energi Pertamina tidak mencari keuntungan dari impor BBM, tetapi fokus pada menjaga ketahanan energi nasional dan meningkatkan produksi bersama dengan KKKS.

  • Janji transparansi lewat skema open book Pertamina menerapkan mekanisme transparan melalui skema open book untuk penjualan BBM kepada SPBU swasta.

  • Pengaturan impor BBM jadi jalan tengah Kementerian ESDM menjelaskan pengaturan impor BBM dilakukan untuk menyeimbangkan perdagangan nasional dan memastikan ketersediaan pasokan BBM di dalam negeri tetap aman.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) menegaskan, tidak mencari keuntungan dari impor bahan bakar minyak (BBM) yang dialokasikan untuk memasok stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyampaikan, langkah tersebut dilakukan semata-mata untuk memastikan mekanisme distribusi berjalan dengan baik.

Pada saat yang bersamaan, melalui kolaborasi tersebut, badan usaha swasta tetap dapat menjaga keberlanjutan operasionalnya sekaligus masuk secara komersial.

"Jadi kalau ada kesempatan ini hanya diminta untuk kolaborasi dengan Pertamina, tapi kami tidak memanfaatkan situasi dan ingin mencari keuntungan untuk kami, tidak," kata Simon di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Sabtu (20/9/2025).

1. Fokus pada ketahanan energi

Proyek kilang alias Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. (dok. Pertamina)

Simon menjelaskan, Pertamina tidak memanfaatkan kondisi pasar untuk memperoleh keuntungan dari impor BBM. Dia menekankan, perusahaan telah mendapat mandat utama dari pemerintah untuk menjaga ketahanan energi nasional.

Selain itu, Pertamina juga memiliki tanggung jawab lain seperti meningkatkan lifting (produksi) bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), sehingga tugas-tugas strategis tersebut menjadi prioritas utama perusahaan.

"Jadi banyak tugas-tugas lain sebenarnya yang lebih penting," tegas Simon.

2. Janji transparansi lewat skema open book

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Terkait margin penjualan BBM kepada SPBU swasta, Simon menyampaikan, Pertamina menerapkan mekanisme transparan melalui skema open book. Jadi, seluruh biaya yang muncul akan dihitung bersama secara business-to-business (B2B).

"Kita akan open book supaya transparan, dan tentunya kita berharap agar supaya harga di masyarakat tidak ada kenaikan," tambahnya.

3. Pengaturan impor BBM jadi jalan tengah

Kapal tanker PT Pertamina International Shipping (PIS). (dok. PIS)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, pengaturan impor BBM dilakukan sebagai langkah menyeimbangkan perdagangan nasional.

Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi tekanan defisit akibat impor migas sekaligus memastikan ketersediaan pasokan BBM di dalam negeri tetap aman.

Aturan itu merujuk pada Pasal 14 ayat (1) Perpres Nomor 61 Tahun 2024 tentang Neraca Komoditas, yang memberi kewenangan kepada Menteri atau Kepala Lembaga sebagai pembina sektor untuk menetapkan rencana kebutuhan komoditas.

ESDM menegaskan, kegiatan impor BBM tidak pernah dihentikan. Tren pangsa pasar BBM non-subsidi di SPBU swasta justru menunjukkan peningkatan, naik dari 11 persen pada 2024 menjadi sekitar 15 persen hingga Juli 2025. Artinya impor tetap berjalan seiring bertambahnya permintaan dan jumlah outlet SPBU swasta.

Dengan pengaturan tersebut, porsi impor BBM dikendalikan agar sejalan dengan kondisi perdagangan nasional sekaligus menjaga cadangan strategis nasional.

Editorial Team