Dilansir Global Banking and Finance, perusahaan-perusahaan migas global, khususnya di AS, memangkas miliaran dolar anggaran belanja modal sepanjang 2024-2025. Penurunan harga minyak setelah OPEC+ meningkatkan produksi sejak April 2025 turut memperparah tekanan finansial.
Dalam laporan laba kuartalan per 7 Agustus 2025, ConocoPhillips melaporkan laba 1,97 miliar dolar AS (Rp32,3 triliun), turun dari 2,33 miliar dolar AS (Rp38,3 triliun) pada periode yang sama tahun lalu, sambil mengidentifikasi lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp16,4 triliun) penghematan.
“Kami secara aktif mengelola biaya dan fokus pada margin perusahaan,” kata manajemen ConocoPhillips dalam pengumuman tersendiri.
Halliburton, SLB, dan OMV juga mengumumkan restrukturisasi dan pemangkasan pekerja di seluruh dunia, pada Sabtu (6/9/2025). Para pelaku industri sepakat, era pertumbuhan eksplosif produksi minyak AS kemungkinan besar telah berakhir.
“Kenaikan output AS yang membuat negara ini jadi produsen nomor satu kini terancam stagnan,” kata analis energi, dilansir Economic Times.