Ilustrasi Pengangguran akibat terkena PHK (IDN Times/Arief Rahmat)
Data Indeed menunjukkan pasar kerja teknologi mengalami perubahan tajam. Lowongan pekerjaan di bidang teknologi dan matematika sempat mencapai puncaknya pada 2022, lebih dari dua kali lipat level Februari 2020, sebelum akhirnya turun 36 persen di bawah level pra-pandemi pada Juli 2025.
Indeed menilai lonjakan perekrutan sebelumnya, kondisi ekonomi yang berubah, serta meningkatnya minat pada AI berkontribusi pada penurunan permintaan tenaga kerja teknologi tahun ini.
Profesor ekonomi Georgetown University, Timothy DeStefano, mengatakan bahwa koreksi tersebut tidak mengejutkan. “Jika kita melihat Amazon, kita tahu mereka merekrut sangat agresif antara 2017 hingga 2022, sehingga tidak mengherankan jika kini terjadi koreksi,” ujar DeStefano.
DeStefano juga menegaskan, “Saya pribadi tidak melihat adanya hubungan antara PHK ini dengan AI.”
Sementara itu, data pemerintah AS terbaru menunjukkan adanya sedikit kenaikan lowongan kerja pada Oktober, namun jumlah PHK meningkat ke level tertinggi sejak Januari 2023. Profesor manajemen Wharton School, Matthew Bidwell, menyebut PHK sebagai bagian dari dinamika ekonomi. “Saya pikir PHK adalah hal buruk, terutama bagi mereka yang terdampak,” ujar Bidwell.
Ia menambahkan,“Namun, ini juga bagian dari proses kapitalis yang disebut creative destruction.”