Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Beras premium produksi Sentra Penggilingan Padi Bulog di Kendal, Jawa Tengah. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Beras premium produksi Sentra Penggilingan Padi Bulog di Kendal, Jawa Tengah. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Aturan baru bikin harga beras lebih murah

  • Mekanisme keputusan masih dibahas lebih lanjut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan, seluruh regulasi yang mengatur harga eceran tertinggi (HET) beras akan diubah mengikuti arahan rapat koordinasi terbatas (rakortas).

Nantinya, kata dia, HET tidak lagi dibedakan berdasarkan kategori medium atau premium. Pemerintah akan menetapkan satu harga maksimum untuk semua jenis beras umum.

"Kalau kemarin kan ada HET medium, HET premium. Tadi Pak Menko sudah putuskan maksimum aja berapa," kata dia di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

1. Aturan baru dipastikan bikin harga beras lebih murah

Tiara Andini staf pengelola toko di Wangon yang menjual beras slyp dan sulit mendapatkan beras premium, Senin (4/3/2024).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Arief mengatakan, dengan aturan baru yang sedang disiapkan, maka harga beras akan lebih rendah dibandingkan HET beras premium. Sebagai perbandingan, HET beras premium saat ini adalah Rp14.900 di zona satu.

Menurutnya, dengan sistem baru, hanya akan ada batas atas harga, bukan lagi klasifikasi berdasarkan label premium atau medium. Penyesuaian harga tersebut sedang dalam proses perhitungan oleh pemerintah.

"Kalau ngelihat kayak gini kira-kira lebih mahal atau gak? Lebih rendah lah," ujarnya.

2. Mekanismenya masih akan dibahas lebih lanjut

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Arief mengatakan, keputusan akan diambil melalui rapat lanjutan. Seluruh proses dilakukan secepat mungkin, mengingat temuan di lapangan menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara label dan isi kemasan beras yang beredar.

Menurut dia, masyarakat nantinya akan memilih produk berdasarkan pengalaman terhadap merek tertentu, bukan lagi berdasarkan label premium atau medium.

"Kita pengennya cepet lah. Kan tadi udah lihat kan, nyatanya berasnya premium, isinya gak premium. Daripada kayak begitu udah aja kan, beras gitu kan. Nanti orang lihat preferensi aja," kata dia.

3. Pemerintah pastikan kualitas beras tetap diperhatikan

Ilustrasi beras di tempat penggilingan gabah. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dalam hal kualitas, Arief mengatakan, standar akan tetap diperhatikan. Rincian mengenai aspek teknis seperti kadar air dan kadar beras patah (broken) masih akan dirumuskan lebih lanjut.

Dia menekankan pentingnya menjaga kualitas beras agar konsumen tetap mendapat produk sesuai ekspektasi, dan produsen tetap memiliki insentif untuk menjaga mutu.

"Mau dirapatkan. Kualitasnya harus bagus lah. Nanti kan kalau brand itu berarti kan orang akan preferensi brand itu ya berdasarkan dia sudah pengalaman beli beras apa," tambah Arief.

Editorial Team