Pemerintah Hapus Kasta Beras Premium dan Medium Usai Heboh Oplosan

- Dalam kebijakan baru, pemerintah hanya akan mengenal dua kategori. Pertama, beras umum yang diproduksi petani dalam negeri dan mendapat subsidi dari pemerintah. Kedua, beras khusus yang ditetapkan berdasarkan izin dan sertifikasi dari pemerintah.
- Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya pengawasan distribusi pangan nasional agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
- Dia menyayangkan masih adanya praktik manipulasi harga oleh sejumlah pengusaha, dengan kerugian negara ditaksir capai Rp100 triliun.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah memutuskan untuk menghapus pengelompokan beras kategori premium dan medium. Ke depan, beras hanya akan dibagi menjadi dua jenis, yakni beras umum dan beras khusus.
Kebijakan tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan setelah mencermati berbagai temuan dari Kejaksaan Agung, Bareskrim Polri, Kementerian Pertanian, dan Satuan Tugas (Satgas) Pangan.
"Melihat perkembangan temuan-temuan tadi dari Jampidsus, Bareskrim, Pak Mentan, Satgas, itu beras itu ya beras. Cuma kadang-kadang beli beras bisa saja dikasih kantongnya bermacam-macam bisa pesan merek ini, bisa pesan merek ini tapi berasnya sama saja," katanya di Kemenko Pangan, Jumat (25/7/2025).
Menurutnya, beras merupakan kebutuhan pokok yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
1. Hanya akan ada dua kategori beras

Dalam kebijakan baru, pemerintah hanya akan mengenal dua kategori. Pertama, beras umum yang diproduksi petani dalam negeri dan mendapat subsidi dari pemerintah, baik dalam bentuk pupuk, irigasi, maupun bantuan lainnya.
Kedua, beras khusus yang ditetapkan berdasarkan izin dan sertifikasi dari pemerintah, seperti beras pandan wangi, beras ketan, atau beras impor untuk kebutuhan medis.
"Nah melihat pengalaman itu maka beras nanti kita akan buat hanya satu jenis beras saja. Beras ya beras, tidak lagi medium dan premium. Ya beras ada beras, ada satu lagi namanya beras khusus. Jadi cuma ada dua," tambahnya.
2. Prabowo geram harga beras dinaikkan seenaknya

Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya pengawasan distribusi pangan nasional agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dia menyayangkan masih adanya praktik manipulasi harga oleh sejumlah pengusaha yang menjual beras biasa dengan label premium demi meraup keuntungan berlebih.
“Beras biasa dibilang beras premium harganya dinaikin seenaknya. Ini pelanggaran. Ini saya telah minta Jaksa Agung dan Polisi mengusut dan menindak pengusaha-pengusaha tersebut tanpa pandang bulu,” kata Prabowo dalam keterangannya, Senin (21/7/2025).
3. Kerugian negara ditaksir capai Rp100 triliun

Prabowo turut mengungkap potensi kerugian besar yang ditimbulkan oleh praktik manipulatif dalam distribusi pangan. Dia mengungkap nilai kerugian yang ditanggung negara akibat kecurangan tersebut sangat besar.
“Saya dapat laporan kerugian yang dialami oleh bangsa Indonesia adalah Rp100 triliun tiap tahun, Rp100 triliun tiap tahun,” sebutnya.
Prabowo menambahkan, dana sebesar itu seharusnya dapat dialokasikan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Dia menilai anggaran tersebut berpotensi mengentaskan kemiskinan apabila dikelola dengan baik.
“Anda bisa bayangkan Rp100 triliun kita bisa bikin apa. Mungkin kita hilangkan kemiskinan,” tambahnya.