China Bangun PLTN di Pakistan Senilai Rp52 Triliun

Kerja sama nuklir sipil China-Pakistan semakin erat

Jakarta, IDN Times - Pakistan mulai meluncurkan pembangunan proyek energi nuklir hasil kerja sama dengan China yang dinilai lebih bersih pada Jumat (14/7/2023). Upacara peluncuran secara formal dilakukan oleh Perdana Menteri (PM) Shehbaz Sharif di pusat kota Chashma.

Proyek tersebut direncanakan akan menghasilkan setrum sebesar 1.200 megawatt dengan membangun reaktor Hualong One. Ini merupakan reaktor nuklir China generasi ketiga yang dianggap lebih aman karena fitur keamanan terbaru.

Pakistan dan China telah menjalin hubungan erat sejak lama. China telah menginvestasikan banyak uang di Pakistan, mulai dari pembangunan jalan, jembatan, pembangkit listrik dan rel kereta api.

Baca Juga: Tidak Takut Krisis Energi, Jerman Akan Segera Tutup PLTN Terakhir

1. Kerja sama energi nuklir China-Pakistan telah terjalin selama tiga dekade

Dalam 30 tahun terakhir, China telah memasang empat unit pembangkit tenaga nuklir di Chashma. Secara kolektif, itu menghasilkan sekitar 1.300 megawatt. Beijing menyediakan uranium yang diperkaya sebagai bahan bakarnya.

"Kerja sama timbal balik untuk mempromosikan energi yang bersih, efisien, dan relatif lebih murah ini merupakan hadiah persahabatan antara kedua negara dan model bagi negara lain untuk ditiru," kata PM Sharif dikutip dari VOA News.

PM Sharif hadir bersama pejabat senior China yang disiarkan oleh televisi. Kota Chashma itu sendiri dijuluki sebagai tempat lahirnya kerjasama energi nuklir China-Pakistan. Dalam proyek yang terbaru, PLTN itu dikenal sebagai Chashma-5 atau C-5.

Baca Juga: Indonesia Target Miliki PLTN Tahun 2039, Investor Mulai Melirik

2. China telah pasang dua reaktor nuklir di Karachi

Kepala Komisi Energi Atom Pakistan Raja Ali Raza, menjelaskan proyek PLTN akan selesai pada 2030. Dia mengatakan proyek tersebut akan membawa selangkah lebih dekat ke tujuan produksi 8.800 megawatt energi listrik yang murah dan bersih.

Dilansir Fox News, perwakilan kedua negara telah bertemu kurang dari satu bulan lalu, untuk menandatangani perjanjian dengan China National Nuclear Corporation atau CNNC milik negara, perusahaan produsen tenaga nuklir terbesar kedua di China.

Hualong One yang juga disebut HPR1000, sebelumnya telah dipasang Beijing di kota pelabuhan Karachi. Ada dua unit yang ditempatkan di pelabuhan tersebut yang menghasilkan setrum sekitar 3.500 megawatt.

Para analis menilai, percepatan kerja sama nuklir China-Pakistan sebagai bagian dari upaya menemukan pembeli yang lebih menguntungkan secara global untuk reaktor yang diklaim lebih aman tersebut.

3. Pakistan berterima kasih atas bantuan China

China Bangun PLTN di Pakistan Senilai Rp52 TriliunPM Pakistan Shehbaz Sharif (Twitter.com/Prime Minister's Office)

Pakistan saat ini sedang didera krisis ekonomi yang sulit karena salah urus keuangan selama bertahun-tahun dan cadangan devisa yang terus menyusut. Upaya pencairan pinjaman dari Dana Monter Internasional (IMF) yang tersendat-sendat, telah menemukan titik terang.

Dilansir Associated Press, dalam beberapa bulan terakhir, Beijing telah memberi pinjaman 5 miliar dolar atau sekitar Rp75 triliun guna membantu membuka dana talangan dari IMF. Selain China, Arab Saudi juga membantu Pakistan dengan mengirim 2 miliar dolar atau sekitar Rp30 triliun ke bank sentral.

PM Sharif mengatakan Islamabad tidak akan pernah melupakan bantuan keuangan China saat negara itu menghadapi risiko gagal bayar. Dia mengatakan bahwa itu merupakan kontribusi yang berharga di masa sulit dan Pakistan tidak akan pernah melupakanya.

Baca Juga: Arab Saudi Suntikkan Rp30 Triliun untuk Bank Sentral Pakistan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya