ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mencatat AS masih menjadi penyumbang surplus neraca perdagangan tertinggi untuk Indonesia.
Data Maret 2025 menunjukkan surplus neraca perdagangan non minyak dan gas (migas) dengan AS sebesar 1,98 miliar dolar AS. Surplus tersebut bahkan meningkat bila dibandingkan Februari 2025 yang mencapai 1,57 miliar dolar AS.
"Amerika Serikat menjadi penyumbang surplus terbesar pertama bagi Indonesia," ucap Amalia dalam Konferensi Pers BPS, Senin (21/4).
Adapun neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 4,33 miliar dolar AS atau naik sebesar 1,23 miliar dolar AS secara bulanan. Surplus ini telah terjadi selama 59 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020.
Negeri Paman Sam menyerap beragam produk unggulan Indonesia, terutama dari kelompok mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), alas kaki (HS 64), serta pakaian rajutan dan aksesoris rajutan (HS 61).
"Ketiga komoditas tersebut memberikan kontribusi besar dalam memperkuat posisi neraca perdagangan Indonesia dengan AS," ujarnya.
Secara nominal, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke AS terdiri dari beberapa komoditas utama, yakni:
- Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) mencapai 465 juta dolar AS
- Alas kaki (HS 64) sebesar 239,7 juta dolar AS
- Lemak dan minyak hewan dan nabati (HS 15) sebesar 238,7 juta dolar AS.