Ray Dalio (Instagram/Ray Dalio)
Ray Dalio berasal dari keluarga kelas menengah di Long Island. Ayahnya seorang musisi jazz, sementara ibunya ibu rumah tangga. Ketertarikannya pada investasi muncul sejak usia 12 tahun saat bekerja sebagai caddy di lapangan golf, ketika pasar saham sedang ramai diperbincangkan.
Dari penghasilannya, dia membeli saham pertamanya, Northeast Airlines, karena harganya rendah. Meskipun keputusannya sederhana, investasi itu terbukti menguntungkan setelah perusahaan diakuisisi dan nilai sahamnya naik tiga kali lipat. Pengalaman itu menjadi awal perjalanannya sebagai investor.
Di sekolah menengah, Ray lebih tertarik pada pasar saham daripada akademik dan nyaris tidak diterima di CW Post College. Namun, dengan mengambil jurusan keuangan sesuai minatnya, dia lulus sebagai salah satu mahasiswa terbaik.
Pada 1969, dia mulai mempraktikkan Transcendental Meditation, yang kemudian dia anggap sebagai faktor pendukung kesuksesannya. Setelah menyelesaikan studi sarjana pada 1971, dia melanjutkan ke Harvard Business School dan meraih gelar MBA pada 1973.
Dia sempat bekerja di dua perusahaan Wall Street sebelum mendirikan Bridgewater pada 1975 dari apartemennya di New York City. Pada tahap awal, dia memberikan konsultasi dan mengelola eksposur investasi bagi klien institusional, terutama di pasar komoditas dan berjangka.
Ray juga membagikan analisisnya melalui laporan harian Bridgewater Daily Observations, yang dikirimkan kepada klien melalui Telex. Kualitas laporan itu menarik perhatian investor institusional pertama Bridgewater pada 1985, yaitu Bank Dunia, yang mempercayakan dana $5 juta untuk dikelola.
Kepercayaan itu diikuti banyak investor lain, menjadikan Daily Observations salah satu laporan pasar paling dicari investor dan pembuat kebijakan global.
Di bawah kepemimpinannya, Bridgewater berkembang menjadi hedge fund terbesar di dunia, dengan keuntungan melampaui hedge fund lain. Pendekatan investasi inovatif serta budaya perusahaan yang unik menjadi faktor utama keberhasilannya.
Pada 2011, majalah Chief Investment Officer membandingkan Ray dengan Steve Jobs dalam artikel berjudul "Is Ray Dalio the Steve Jobs of Investing?", sementara TIME memasukkannya dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia pada 2012 karena dampaknya terhadap kebijakan makroekonomi global. Pada 2016, Fortune Magazine menempatkan Bridgewater sebagai perusahaan swasta kelima paling berpengaruh di AS.
Setelah mundur sebagai CEO pada 2017, Ray fokus membimbing orang lain mencapai kesuksesan dengan membagikan prinsip dan alat yang membantunya berhasil. Saat ini, dia tengah menyusun buku terakhirnya yang merangkum prinsip ekonomi dan investasinya.