Pekerja di pabrik kelapa sawit milik PTPN III Hapesong, Batangtoru, Tapanuli Selatan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
PalmCo nantinya mengelola seluruh bisnis kelapa sawit PTPN. Targetnya, dalam 10 tahun ke depan, luas perkebunan kelapa sawit PTPN bisa mencapai 700 ribu hektare (ha). Adapun perluasan perkebunan kelapa sawit itu akan dilakukan dengan mengkonversi perkebunan lain milik PTPN.
Keberadaan subholding PalmCo diharapkan bisa meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri.
PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026.
Lebih lanjut, SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha lainnya, serta green business yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Pembentukan Subholding PalmCo dan SupportingCo merupakan kelanjutan dari terbentuknya subholding SugarCo pada 2021 lalu. SugarCo adalah entitas hasil konsolidasi 35 pabrik gula yang sebelumnya dikelola oleh PTPN II,VII,IX,X,XI,XII dan PTPN XIV. SugarCo didirikan untuk merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional.
Secara keseluruhan, Holding PTPN akan memiliki tiga subholding, yakni PalmCo, SugarCo, dan SupportingCo.