Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-22 at 15.15.12 (1).jpeg
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. (IDN Times/Pitoko)

Intinya sih...

  • BPJS Kesehatan diminta untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan memperbaiki kebocoran anggaran dan mengoptimalkan departemen IT.

  • Direktur Utama BPJS Kesehatan membahas pemutihan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (IKN) sebesar Rp20 triliun yang dijanjikan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk 2026 mendatang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa meminta Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti memperbaiki sejumlah hal guna meningkatkan kualitas layanan di lapangan.

Hal itu disampaikan Purbaya usai rapat selama kurang lebih 2 jam dengan Ali di Gedung Djuanda, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).

"Jadi begini, saya minta mereka untuk melakukan perbaikan pelaksanaannya di lapangan. Jadi yang bocor-bocor dibetulin, terus kalau ada kebutuhan beli alat yang gak perlu diberesin aja saya bilang, nanti di anggarannya dibetulin di sana," kata Purbaya kepada awak media.

1. Efisiensi BPJS Kesehatan

ilustrasi BPJS Kesehatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam kesempatan itu, Purbaya juga mengaku tertarik dengan departemen IT di BPJS Kesehatan yang memiliki karyawan dalam jumlah besar. Purbaya menyebutkan, ada 200 pegawai IT di BPJS Kesehatan saat ini. Menurut dia, hal tersebut bisa jadi kunci efisiensi operasional BPJS Kesehatan.

"Saya minta dibuat lebih profesional lagi sehingga segala macam, betul-betul terintegrasi sehingga kalau ada standar yang clear, yang di-run oleh sistem IT yang berbasis AI, sehingga kalau ada kecurangan, obatnya apa, langsung di-tag semua, itu saya pikir nanti akan menarik ke depannya. Itu yang saya harapkan nanti bisa mengurangi operasi dari BPJS sehingga lebih efisien dan optimal," tutur Purbaya.

2. Bahas soal pemutihan

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghuron Mukti. (IDN Times/Pitoko)

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengakui juga membahas soal pemutihan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (IKN) dalam rapat dengan Purbaya. Hal itu diamini Purbaya dengan menyatakan BPJS Kesehatan banyak melakukan diskusi soal anggaran untuk pemutihan iuran JKN sebesar Rp20 triliun seperti yang dijanjikan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk 2026 mendatang.

"Jadi laporan pendahuluan saya sebelum teknisnya lebih dalam lagi diskusi tentang anggarannya. Tadi minta dianggarkan berapa, Rp20 triliun sesuai dengan janji presiden, itu udah dianggarkan," kata Purbaya.

3. Iuran BPJS Kesehatan disebut capai Rp24 triliun

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, saat berbelanja di GG Mart milik GMIT di Kota Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menegaskan, pemerintah memastikan seluruh rakyat Indonesia bisa kembali mendapatkan hak layanan kesehatan yang layak tanpa terbebani tunggakan iuran BPJS Kesehatan yang mencapai Rp24 triliun.

Pria yang akrab disapa Cak Imin mengungkapan, semestinya dengan model Penerima Bantuan Iuran (PBI), masalah kesehatan terutama bagi rakyat miskin sudah teratasi. Namun sayang masih banyak PBI yang menunggak iuran.

"Nah, masalahnya adalah yang mampu ini kadang-kadang tidak mau mengiur. Sampai hari ini, yang tidak mau mengiur itu kalau dijumlah itu kira-kira Rp24 triliun," ujar Cak Imin di Kupang, Rabu (1/10).

Editorial Team