Jakarta, IDN Times – Maskapai Qantas jadi korban serangan siber yang berpotensi membocorkan data 6 juta pelanggan. Qantas memastikan sistem yang terkena serangan sudah dikendalikan dan diamankan. Sistem yang dimaksud adalah platform pihak ketiga yang dipakai pusat layanan pelanggan dan berisi jutaan data konsumen.
Data yang mungkin bocor termasuk nama, email, nomor telepon, tanggal lahir, dan nomor keanggotaan frequent flyer. Tapi Qantas menyebut informasi kartu kredit, keuangan pribadi, dan paspor tetap aman. Serangan ini terdeteksi sejak Senin (30/6/2025), dan Qantas langsung mengambil langkah pengamanan.