Susul China, Rusia Pertimbangkan Setop Impor Seafood Jepang

Moskow mengaku khawatir risiko kontaminasi radiasi

Jakarta, IDN Times - Pengawas keamanan pangan Rusia, Rosselkhoznadzor, sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan China, dalam penangguhan impor makanan laut atau seafood dari Jepang.

Tindakan tersebut menyusul pelepasan air radioaktif yang telah diolah ke Samudera Pasifik, dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang rusak karena gempa bumi dan tsunami pada 2011.

"Dengan mempertimbangkan kemungkinan risiko kontaminasi radiasi pada produk, Rosselkhoznadzor sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk bergabung dengan pembatasan China terhadap pasokan produk ikan dari Jepang," kata regulator tersebut dalam sebuah pernyataan pada Selasa (26/9/2023), dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, Moskow telah membahas soal ekspor seafood Jepang dengan rekan-rekannya dari Beijing, dan saat ini sedang mengupayakan pembicaraan dengan Tokyo.

Baca Juga: PM Jepang Blusukan ke Pasar dan Cicipi Seafood Tokyo

1. Rusia menyerukan negosiasi mengenai masalah tersebut

Rosselkhoznadzor mengatakan pihaknya telah mengirim surat ke Negeri Sakura, ihwal perlunya mengadakan pembicaraan dan meminta informasi mengenai pengujian radiologi Jepang terhadap produk ikan yang diekspor dan metode pemeriksaan tritium pada 16 Oktober. Keputusan akhir akan diambil setelah negosiasi dengan pihak Jepang.

Interfax melaporkan, Moskow tidak mendeteksi adanya kejanggalan pada sampel laut yang digunakan untuk pengujian di wilayah Rusia, yang relatif dekat dengan tempat pembuangan air olahan.

Menurut badan perikanan Rusia, pihaknya mengekspor 2,3 juta metrik ton produk kelautan pada 2022 senilai 6,1 miliar dolar AS (Rp94,8 triliun) atau sekitar setengah dari keseluruhan tangkapannya. Importir terbesarnya, yakni China, Korea Selatan, dan Jepang. Sepanjang tahun ini, Moskow telah mengimpor 118 ton makanan laut Jepang.

Baca Juga: Jepang Ngadu ke WTO soal China Larang Impor Produk Seafood

2. Respons Tokyo atas pernyataan Moskow

Susul China, Rusia Pertimbangkan Setop Impor Seafood JepangIlustrasi bendera Jepang. (twitter.com/iaeaorg)

Tokyo merespons pernyataan Rusia, dan mengatakan bahwa kritik dari Moskow dan Beijing tidak didukung oleh bukti ilmiah. Pihaknya juga akan meneliti pengumuman itu.

"Kami sangat meminta Rusia untuk bertindak berdasarkan bukti ilmiah," kata juru bicara pemerintah Jepang, Hirokazu Matsuno, pada Rabu (27/9/2023).

Matsuno juga menambahkan bahwa Moskow adalah anggota tim ahli Fukushima dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang pada Juli memberi lampu hijau pada rencana pelepasan air tersebut.

3. Tentang pelepasan air radioaktif Fukushima

Susul China, Rusia Pertimbangkan Setop Impor Seafood JepangPara ahli IAEA berada di PLTN Fukushima Daiichi untuk mengambil sample dari batch pertama pelepasan air limbah nuklir yang telah diencerkan. (twitter.com/iaeaorg)

Jepang memulai pelepasan air radioaktif yang telah diolah dan diencerkan oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO) pada 24 Agustus. Di hari yang sama, Negeri Tirai Bambu memberlakukan larangan impor makanan laut dari Jepang sebagai respons atas tindakan tetangga Asia Timurnya itu.

Tokyo mengklaim air tersebut aman karena sebelum dirilis, operator pabrik, TEPCO, mengencerkannya guna mengurangi kadar tritium menjadi sekitar sepertujuh dari tingkat pedoman air minum yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dilansir NHK News, berdasarkan laporan terbaru mengenai pengujian air dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang pada Senin, hasil analisis air laut berada di bawah tingkat yang dapat dideteksi.

Sampel dalam survei baru dikumpulkan pada 19 September dari 11 titik di lepas pantai Prefektur Fukushima, termasuk titik di dekat saluran keluar air dan lokasi sejauh 50 kilometer. Kementerian mengatakan konsentrasi tritium di semua titik berada di bawah tingkat minimum yang terdeteksi, yaitu 10 becquerel per liter.

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya