Apa Penyebab Harga Minyak Dunia Anjlok?

Harga minyak dunia turun di bawah 100 dolar AS per barel

Jakarta, IDN Times – Harga minyak mentah Brent, yang menjadi patokan harga global, turun di bawah 100 dolar Amerika Serikat (AS) per barel untuk pertama kalinya sejak awal Maret.

Dikutip dari BBC pada Rabu (16/3/2022), harga minyak mentah Brent turun menjadi sekitar 98 dolar AS per barel pada Selasa, sebelum kembali naik.

Baca Juga: Endus Penguasa Pasar Atur Harga Minyak Goreng, KPPU Panggil 4 Produsen

1. Harga minyak sempat sentuh rekor

Apa Penyebab Harga Minyak Dunia Anjlok?Ilustrasi Industri Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, harga minyak telah melonjak tajam baru-baru ini. Di mana harga minyak mentah Brent mencapai level tertinggi hampir 14 tahun pada satu titik. Kenaikan harga minyak ini terjadi setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Rusia adalah eksportir minyak terbesar ketiga dan beberapa negara Barat, misalnya AS dan Kanada, memutuskan untuk menghentikan impor dari negara itu, sebagai tanggapan atas agresi militer yang dilancarkan Moskow. 

Artinya, permintaan minyak dari produsen lain meningkat, sehingga harga naik.

2. Penyebab harga minyak turun

Apa Penyebab Harga Minyak Dunia Anjlok?Ilustrasi Penurunan Harga Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun, dalam beberapa hari terakhir, harga minyak telah turun karena sejumlah faktor, termasuk harapan kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Selain itu, harga minyak juga turun karena ada perkiraan bahwa permintaan dari China akan berkurang karena kasus COVID-19 di sana melonjak.

Baca Juga: 5 Manfaat Minyak Kelapa sebagai Alternatif Minyak Goreng

3. Harga minyak bisa naik lagi

Apa Penyebab Harga Minyak Dunia Anjlok?Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Harga minyak utamanya ditentukan oleh harga minyak mentah dan nilai tukar dolar, karena perjanjian dibuat dalam dolar.

Pada Senin, beberapa analis mengatakan kepada anggota parlemen di Komite Keuangan Inggris bahwa mereka memperkirakan penurunan harga minyak baru-baru ini bersifat sementara.

Nathan Piper, kepala penelitian minyak dan gas di perusahaan jasa keuangan Investec, mengatakan pembatasan lebih lanjut pada ekspor minyak Rusia akan berarti konsumen perlu bersiap-siap untuk kenaikan harga bahan bakar yang berkelanjutan.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya