Begini Kondisi Fundamental RI Dalam Mendukung Prospek Investasi 2022

Indonesia disebut dalam posisi yang siap menghadapi tapering

Jakarta, IDN Times – PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) mengatakan, data ekonomi global secara umum menunjukan bahwa dunia secara perlahan menuju kondisi yang lebih normal. Namun di sisi lain, juga muncul tantangan baru sebagai akibat dari konsekuensi pembukaan ekonomi.

Dalam outlook-nya untuk peluang investasi di pasar saham dan pasar obligasi tahun 2022 yang baru dirilis, BNP Paribas juga menyebut, pembukaan kegiatan ekonomi secara hampir bersamaan di negara maju, dari yang sebelumnya stagnan, telah mengakibatkan adanya ketidakseimbangan.

“Persiapan pembukaan ekonomi yang terjadi saat ini mendorong permintaan atau demand yang sangat besar, tapi supply-nya relatif lambat dalam melakukan penyesuaian. Di saat yang sama tingkat likuiditas global masih tinggi, sehingga dampaknya adalah kenaikan harga-harga komoditas, baik itu makanan maupun energi, yang pada akhirnya berujung pada inflasi yang tinggi,” kata Djumala Sutedja, Direktur dan Head of Fixed Income PT BNP Paribas AM, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12/2021).

Baca Juga: Influencer yang Beri Nasihat Investasi Tak Berizin Bisa Dipidana!

1. Indonesia dalam posisi yang siap menghadapi tapering

Begini Kondisi Fundamental RI Dalam Mendukung Prospek Investasi 2022Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Djumala lebih lanjut mengatakan, kebijakan tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang tengah menjadi fokus perhatian pasar saat ini diperkirakan tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan pada pasar domestik.

“Volatilitas pasar akan selalu ada. Namun, melihat kondisi fundamental pertumbuhan Indonesia yang cukup kuat saat ini, kami optimis Indonesia dalam posisi yang siap menghadapi tapering yang akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022 nanti,” ujar Djumala.

2. Indonesia mampu mengendalikan penyebaran infeksi COVID-19

Begini Kondisi Fundamental RI Dalam Mendukung Prospek Investasi 2022i (IDN Times/Aditya Pratama)

Djumala juga mengatakan, terkait dampak tapering terhadap arus kepemilikan asing di Indonesia, sentimennya pun cenderung lebih baik.

Djumala menerangkan, minat asing untuk berinvestasi di pasar negara berkembang memang masih selektif. Ia menyebut, net inflow lebih banyak terlihat pada negara-negara yang dinilai mampu mengendalikan pandemik COVID-19 yang lebih baik dan tingkat vaksinasi yang tinggi.

Per 5 November 2021, Indonesia tercatat masuk dalam kelompok negara-negara yang dianggap mampu mengendalikan penyebaran infeksi COVID-19, sebagaimana diukur dari Reproduction Rate-nya yang stabil berada di bawah angka 1.

Lebih lanjut, PT BNP Paribas AM menilai kondisi pasar saat ini mendukung kinerja pasar obligasi Indonesia ke depannya.

“Kami melihat adanya perbedaan sensitivitas antara obligasi IDR dan USD terhadap dinamika pasar dari global. Obligasi berdenominasi IDR dalam hal ini less sensitive terhadap gejolak di luar negeri karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik yang sangat favourable,” kata Djumala.

Baca Juga: Say Goodbye! Pesan Raditya Dika ke Investasi Bodong

3. Kelas aset saham memiliki potensi yang positif

Begini Kondisi Fundamental RI Dalam Mendukung Prospek Investasi 2022(IDN Times/Aditya Pratama)

Senada dengan outlook pasar obligasi, PT BNP Paribas AM menilai kelas aset saham juga memiliki potensi yang positif. Kondisi faktor fundamental yang cukup baik mendukung prospek pasar saham ke arah yang positif, dan hal ini juga terlihat dari telah kembalinya investor asing ke Indonesia secara perlahan.

Bank menyebut, selama nilai tukar rupiah stabil dan earnings growth sejalan dengan ekspektasi pasar, potensi arus kepemilikan asing untuk terus masuk ke pasar saham Indonesia masih tetap ada.

Namun, pemilihan saham menjadi kunci penting untuk menghasilkan outperformance. Dengan semakin melebarnya perbedaan antara Producer Price Index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI), banyak perusahaan dapat mengalami penurunan tingkat margin. Dalam hal ini, kemampuan perusahaan untuk meneruskan kenaikan harga pada konsumen juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Untuk menangkap peluang investasi yang relevan dengan kondisi saat ini, PT BNP Paribas AM tengah menyiapkan solusi investasi yang inovatif, baik bagi nasabah institusi maupun ritel.

“Dari segi portofolionya sendiri, kami percaya kombinasi yang seimbang antara old economy dan new economy akan memberikan potensi hasil investasi yang lebih sustainable. Sektor-sektor old economy membantu memberikan safety atau dukungan secara fundamental. Sementara new economy dapat memberikan nilai tambah dari segi story atau cerita pertumbuhan ke depannya, meskipun risikonya terhadap earnings juga lebih tinggi. Penyusunan investasi yang kami siapkan di tahun depan diarahkan untuk membantu investor menyeimbangkan kedua hal tersebut,” jelas Djumala.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya