Dibuka Stagnan, Rupiah Pagi Ini Bergerak Melemah

Rupiah diprediksi lemah sepekan ke depan

Jakarta, IDN Times – Nilai tukar (kurs) rupiah stagnan pada pembukaan perdagangan Senin (11/1/2021), yaitu di Rp14.020 per dolar Amerika Serikat (AS). Angka itu tidak berubah dari penutupan perdagangan Jumat. Namun rupiah kemudian melemah menjadi Rp14.075 per dolar AS sekitar pukul 09.30 WIB.

Data dari Bloomberg juga memprediksi rupiah akan bergerak pada level Rp14.020 hingga Rp14.084 per dolar AS. Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, ada banyak sekali sentimen yang membuat rupiah melemah dan dolar menguat.

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Terus Melemah Sepekan ke Depan, Kenapa?

1. Lockdown negara-negara Eropa

Dibuka Stagnan, Rupiah Pagi Ini Bergerak MelemahANTARA FOTO/REUTERS/Simon Dawson

Menurut Ibrahim, salah satu faktor pelemahan rupiah adalah karena banyaknya upaya penguncian (lockdown) yang dilakukan negara-negara Barat untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).

“Apa yang membuat rupiah mengalami pelemahan ya karena banyak sekali data yang cukup membuat dolar menguat. Salah satunya adalah di Eropa, di Inggris terjadi Lockdown secara nasional yang ketiga kali. Kemudian di Jerman, di Italia, hampir di sebagian wilayah di Eropa juga melakukan lockdown. Nah ini yang berpengaruh terhadap penguatan dolar,” jelasnya.

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa faktor lain yang mempengaruhi pergerakan rupiah dan dolar adalah politik AS yang masih panas jelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari mendatang.

“Di sisi lain pun juga setelah kemenangan Partai Demokrat di Senat, di Kongres ini mengakibatkan harapan untuk stimulus lebih lanjut. Ini akan lebih banyak. Sehingga apa? Sehingga membuat imbal hasil obligasi di Amerika terus mengalami kenaikan. Ini yang mempengaruhi laju penguatan terhadap indeks dolar,” jelasnya.

2. Data ekonomi AS kuat

Dibuka Stagnan, Rupiah Pagi Ini Bergerak MelemahPresiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, bersama Wakil Presiden Amerika Serikat terpilih, Kamala Harris. (Instagram.com/joebiden)

Ibrahim lebih lanjut mengatakan, pelemahan rupiah juga dipengaruhi baiknya data ekonomi AS, terutama dalam hal cadangan minyak. Ia pun memprediksi akan banyak terjadi profit taking dalam beberapa hari ke depan.

“Di hari Jumat kemarin data ekonomi di Amerika cukup bagus terutama masalah cadangan minyak juga ya, yang membuat indeks dolar menguat dan menurut informasi bahwa ada sebagian pan-pan besar yang tadinya melakukan posisi beli cukup besar hampir 1.000 pan besar ya tapi sudah mengalami penurunan menjadi 400-an,” katanya.

“Ini menandakan bahwa ada kemungkinan besar akan terjadi profit taking secara besar-besaran ya. Kenapa? Karena harga tertinggi sudah tercapai dan inilah wajar kalau seandainya mata uang rupiah kembali lagi mengalami pelemahan,” tambahnya.

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa proses vaksinasi pun turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar. “Di sisi lain pun juga bahwa masalah vaksinasi, vaksinasi yang sudah dijalankan di beberapa negara ini pun juga mengakibatkan indeks dolar di luar dugaan mengalami penguatan. Penguatan indeks dolar inilah yang membuat harga harga mata uang Rupiah terus mengalami pelemahan,” jelasnya.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Diprediksi Makin Cerah, Rupiah Ikut Bersinar

3. Rupiah diprediksi melemah sepekan ke depan

Dibuka Stagnan, Rupiah Pagi Ini Bergerak MelemahIlustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Dalam pemaparannya, Ibrahim mengatakan dirinya memprediksi rupiah akan terus melemah setidaknya sampai pelantikan Joe Biden sebagai presiden AS terjadi. Biden akan menjadi presiden ke-46 AS, menggantikan Donald Trump.

“Artinya apa? Masih ada harapan bahwa di minggu-minggu ini sampai nanti mendekati tanggal 20 Januari, di mana Joe Biden dilantik sebagai presiden ya, di situlah baru nanti akan ada satu kepastian ekonomi yang kemungkinan dolar akan kembali melemah. Jadi saat ini memang dolar terus mengalami penguatan yang cukup signifikan ya. Di luar dugaan,” jelasnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya