Faktor-Faktor Ini Jadi Penghambat Perempuan Jalankan Usaha

Salah satu faktor penghambat yaitu kesulitan modal

Jakarta, IDN Times – Survei yang dilakukan oleh Mercy Corps Indonesia terhadap 1.065 perempuan yang menggeluti usaha mikro menunjukkan bahwa masih banyak perempuan mengalami hambatan dalam menjalani usaha mereka.

Salah satunya yaitu fakta bahwa banyak perempuan pengusaha mikro belum memiliki rekening pribadi di institusi keuangan formal.

Dari hasil survei itu diketahui bahwa ada 39 persen dari perempuan pengusaha mikro yang belum memiliki rekening pribadi di institusi keuangan formal. Sementara itu, di antara 61 persen perempuan pengusaha mikro yang telah memiliki rekening bank, 14 persennya menggunakannya hanya untuk mengakses bantuan sosial dari pemerintah.

Baca Juga: Kisah Sukses Para Perempuan Hebat di Balik Bisnis dan Dunia Kerja

1. Kesulitan modal jadi penghambat usaha

Faktor-Faktor Ini Jadi Penghambat Perempuan Jalankan UsahaIDN Times/Rini Oktaviani

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 85 persen dari perempuan pengusaha mikro menyebutkan modal usaha sebagai hambatan terbesar yang mereka hadapi.

“Hanya 11 persen yang pernah dapat mengakses keuangan dari institusi keuangan formal,” menurut survei tersebut.

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa 99,5 persen perempuan pengusaha mikro menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan keamanan dunia maya. Padahal, keamanan dunia maya sekarang merupakan bagian penting dalam melindungi kesuksesan usaha, oleh karenanya pelatihan dalam bidang ini merupakan hal yang serius.

2. Melek literasi digital bisa selamatkan pengusaha mikro perempuan

Faktor-Faktor Ini Jadi Penghambat Perempuan Jalankan UsahaBRI terus menyalurkan kredit mikro yang terdiri atas KUR, Kupedes, dan Briguna Mikro. (Dok. BRI)

Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis mengatakan bahwa teknologi digital dapat memungkinkan perempuan pengusaha mikro untuk memperluas akses pasarnya dengan menjangkau pelanggan baru, yang kemudian akan meningkatkan potensi pendapatan mereka.

Namun, ia juga mengakui adanya risiko kejahatan untuk penggunanya, seperti penipuan dalam jaringan, peretasan akun, penipuan identitas, dan bocornya data pengguna.

“Kejahatan dunia maya dapat mengakibatkan kehilangan baik material maupun nonmaterial bagi perempuan pengusaha mikro,” kata Ade dalam acara Peluncuran Program SERUNI (Penguatan Perempuan Pengusaha Mikro Dalam Keamanan Digital dan Inklusi Keuangan), Selasa (13/7/2021).

“Oleh karena itu, perbaikan dalam literasi digital dan pemahaman mengenai keamanan dunia maya saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan mendesak untuk melindungi perempuan pengusaha mikro menjadi korban dunia maya,” tambahnya.

Baca Juga: Kegiatan UMKM Menurun di Kuartal IV-2020, Pelaku UMKM Tetap Optimistis

3. Berdayakan perempuan melalui program SERUNI

Faktor-Faktor Ini Jadi Penghambat Perempuan Jalankan UsahaBTPN Syariah menyalurkan pembiayaan dan memberikan pendampingan usaha kepada pelaku UMKM di Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Pelaksana Tugas (Plt) Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Rob Fenn, dalam acara yang sama, mengatakan bahwa pemberdayaan perempuan seringkali diperlihatkan sebagai salah satu cara paling efektif untuk berjuang melawan kemiskinan dan memperbaiki pendidikan anak-anak. Oleh karena itu, program SERUNI dibentuk.

Ia mengatakan program ini ditujukan untuk mengatasi hambatan terhadap perempuan dalam memulai usaha yang berhasil, dan pengembangannya sambil tetap berjalan.

“Program SERUNI bertujuan untuk memberantas kemiskinan dan ketidaksetaraan melalui inklusi keuangan. Perempuan pengusaha mikro berhak untuk mengembangkan usahanya dan, untuk itu, memerlukan akses penuh terhadap jasa keuangan,” katanya.

“Untuk menutup celah ini, kami membantu usaha yang dikelola dengan baik untuk berkembang, dan ekonomi secara keseluruhan bertumbuh lebih cepat – menguntungkan semua orang. Perdana Menteri saya selalu berkata bahwa pendidikan dan pelatihan bagi perempuan dan perempuan merupakan pengganda terbesar bagi pengembangan nasional,” tambah Dubes Fenn.

Program SERUNI merupakan bagian dari penerapan Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI), dan akan dijalankan oleh Mercy Corps Indonesia, dengan dukungan dari Inggris Raya melalui Program Akses Digital dan Tech Hub di Kedutaan Inggris Jakarta.

Perempuan pengusaha mikro, termasuk kelompok disabilitas di Indonesia akan memperoleh manfaat dari pemberdayaan ekonomi, literasi keuangan, dan pelatihan serta jasa digital melalui program tersebut.

Program SERUNI akan berjalan sampai Desember 2021 dan akan menjangkau 500 perempuan pengusaha mikro di kabupaten Lampung Tengah, Sukabumi, Garut, Cirebon, dan Lombok Tengah.

Baca Juga: Investasi Kunci RI Pulih, Jokowi: UMKM dan Investor Besar Sama Mulia

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya