Mengenal G20, dari Sejarah hingga Tujuannya

Indonesia negara Asia ke-5 yang jadi tuan rumah KTT G20

Jakarta, IDN Times – Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah acara bergengsi G20. Presidensi G20 Indonesia ini diresmikan melalui serah terima dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Roma, Italia pada Oktober 2021 lalu.

Langkah tersebut menjadikan Indonesia negara Asia ke-5 yang menjadi tuan rumah KTT G20 setelah Jepang, China, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Adapun tema dari Presidensi G20 Indonesia 2022 yang akan digelar di Bali pada November mendatang, yakni “Recover Together, Recover Stronger”.

Lalu, apa sesungguhnya G20 itu dan kapan kelompok ini dimulai? Untuk memahaminya, berikut sejarah, tujuan, dan arti G20 untuk dunia.

Baca Juga: #G20 Millennial, Gen Z, Serta Kesehatan Mental yang Menghantuinya

1. Sejarah singkat G20

Mengenal G20, dari Sejarah hingga TujuannyaMenkominfo, Johnny G Plate, dalam acara DEWG G20 (dok. Kemkominfo)

Mengutip situs Sherpa G20 Indonesia, Kelompok Dua Puluh (G20) dibentuk pada 1999. Pada awalnya, G20 merupakan pertemuan antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dalam upaya memperluas pembahasan kebijakan yang bermanfaat untuk menyelesaikan krisis ekonomi dan keuangan global.

Terbentuknya G20 tidak terlepas dari kekecewaan masyarakat internasional atas kegagalan G7 dalam mencari solusi permasalahan ekonomi global saat itu. Pandangan yang muncul saat itu adalah pentingnya negara-negara berpenghasilan menengah dan mereka yang memiliki pengaruh ekonomi sistemik untuk diikutsertakan dalam negosiasi guna mencari solusi atas permasalahan ekonomi global.

Baca Juga: Presidensi G20, Luhut Tegaskan Indonesia Bukan Negara Terbelakang

2. Anggota G20

Mengenal G20, dari Sejarah hingga TujuannyaIlustrasi G20 (kemenkeu.go.id)

G20 dikenal sebagai forum ekonomi utama dunia yang memiliki posisi strategis karena secara kolektif mewakili sekitar 65 persen populasi dunia, 79 persen perdagangan global, dan setidaknya 85 persen ekonomi dunia.

G20 beranggotakan 19 negara, yaitu AS, Argentina, Brasil, Australia, Kanada, Meksiko, Turki, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, China, Jerman, Inggris, India, Arab Saudi, Afrika Selatan, Italia, Prancis, Rusia, dan satu organisasi regional yaitu Uni Eropa (UE).

Adapun Managing Director International Monetary Fund (IMF) dan Presiden Bank Dunia bersama Ketua International Monetary and Financial Committee dan Development Committee turut serta pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral secara ex officio.

Baca Juga: Jokowi Sebut G20 Jadi Titik Cerah Pemulihan Ekonomi 

3. Tujuan dibentuknya G20

Mengenal G20, dari Sejarah hingga TujuannyaMenteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dalam The First G20 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting (FMCBG). (dok. Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia)

Pada awal pembentukannya, G20 menitikberatkan pada upaya reformasi sistem keuangan global sebagai salah satu kunci dalam merespon krisis ekonomi global. Sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi dunia, pada KTT G20 2009 di Pittsburgh, Amerika Serikat (AS), tujuan G20 dirumuskan lebih jelas, yaitu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan seimbang.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, KTT G20 di Cannes, Prancis pada tahun 2011 menyepakati bahwa G20 memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan kebijakan mereka dan menghasilkan kesepakatan politik yang sangat penting dalam mengatasi tantangan akibat kondisi saling ketergantungan ekonomi global.

Beberapa tantangan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global tersebut termasuk masalah keuangan, perdagangan, infrastruktur dan investasi, energi, ketenagakerjaan, pemberantasan korupsi, pembangunan, pertanian, dan teknologi, inovasi, dan ekonomi digital.

4. Dua jalur G20

Mengenal G20, dari Sejarah hingga Tujuannyainstagram.com/g20org

Untuk membahas masalah-masalah tersebut, G20 dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur keuangan dan jalur Sherpa. Jalur keuangan yang terdiri dari Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari seluruh anggota G20 ini secara khusus membahas sejumlah agenda terkait sektor keuangan.

Sementara itu, jalur Sherpa membahas agenda lain yang berada di luar sektor keuangan, serta mempersiapkan berbagai dokumen yang akan dibahas di KTT. Oleh karena itu, para Sherpa umumnya ditunjuk langsung oleh Kepala Pemerintahan/Negara dan dipandang sebagai perwakilan mereka di berbagai pertemuan G20 selain KTT.

G20 tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, G20 memiliki Kepresidenan yang ditentukan oleh konsensus para anggotanya berdasarkan rotasi regional dan perubahan setiap tahun. Oleh karena itu, setiap tahun “Troika” yang terdiri dari kepresidenan sebelumnya, kepresidenan tahun ini, dan kepresidenan yang akan datang, melakukan komunikasi dan koordinasi yang intensif untuk memastikan kelangsungan agenda G20.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya