OJK: Stabilitas Sektor Keuangan Masih Terjaga

Ini terjadi seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi

Jakarta, IDN Times – Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kondisi stabilitas sektor keuangan masih terjaga dengan kinerja industri jasa keuangan yang dalam tren membaik. Hal ini terjadi seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi yang didukung dengan kebijakan-kebijakan strategi yang bersinergi antara OJK, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Wimboh menyampaikan bahwa intermediasi perbankan per Februari 2022 melanjutkan tren peningkatan dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,33 persen secara year on year (yoy).

“Terutama ditopang oleh kredit UMKM, ritel dan korporasi dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 8,75 persen dan 5,83 persen. Sementara itu dana pihak ketiga (DPK) meneruskan pertumbuhan double digit sebesar 11,11 persen yang utamanya didukung adanya kenaikan giro sebesar Rp30,1 triliun,” jelasnya.

Baca Juga: Jadi Ketua OJK Periode 2022-2027, Ini Rekam Jejak Mahendra Siregar

1. Penyaluran pembiayaan meningkat

OJK: Stabilitas Sektor Keuangan Masih TerjagaIlustrasi Modal. (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Wimboh mengatakan bahwa di industri keuangan non-bank, penyaluran pembiayaan meningkat ke level Rp372 triliun dan tumbuh positif sebesar 2,43 persen secara yoy. Ini, katanya, didorong oleh jenis pembiayaan modal kerja dan investasi, dengan mayoritas sektoral mengalami pertumbuhan positif.

“Industri perasuransian berhasil menghimpun premi pada Februari 2022 ini sebesar Rp18,0 triliun, dengan premi asuransi jiwa sebesar Rp11,9 triliun dan asuransi umum sebesar Rp6,1 triliun,” katanya.

Baca Juga: Mahendra Siregar Resmi Jadi Ketua DK OJK 2022-2027

2. Ada penambahan emiten baru

OJK: Stabilitas Sektor Keuangan Masih TerjagaIlustrasi Kenaikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi penghimpunan dana di pasar modal hingga 5 April 2022, ia mengatakan angkanya telah mencapai Rp63,93 triliun dengan penambahan emiten baru sebanyak 17 emiten. Ia juga menyebut perkembangan pasar modal cukup positif di tengah downside risk sentimen global.

“Ditunjukkan dengan IHSG yang mencatatkan rekor tertinggi sebesar 7,210,84 pada 8 April yang baru lalu dan menguat sebesar 9,56 persen secara year to date,” jelasnya.

Wimboh mengatakan perkembangan tersebut merefleksikan keyakinan investor dan masyarakat terhadap perekonomian Indonesia yang trennya masih membaik.

“Dan ini juga ditandai adanya aliran dana masuk investor non residen di pasar saham dalam tren yang positif hingga 8 April 2022 yang lalu, yang tercatat menjadi Rp37,52 triliun,” katanya.

Baca Juga: Mahendra Siregar Jadi Ketua OJK, Siapa Penggantinya sebagai Wamenlu?

3. Likuiditas perbankan berada pada level yang memadai

OJK: Stabilitas Sektor Keuangan Masih Terjaga(IDN Times/Aditya Pratama)

Terkait risiko kredit, per Februari 2022 tercatat dengan NPL gross terpantau sebesar 3,08 persen, sementara rasio NPF perusahaan pembiayaan stabil pada level 3,25 persen.

Di sisi lain, likuiditas perbankan berada pada level yang memadai dengan rasio alat likuid per non-core deposit (AL/NCD) di level 153,13 persen dan alat-alat Liquid per DPK di level 34,26 persen pada 30 Maret 2022 lalu.

“Ketahanan permodalan industri jasa keuangan yang ditunjukkan dengan CAR di perbankan jauh di atas resiko yaitu mencapai 25,82 persen, hal ini searah dengan kuatnya permodalan di industri asuransi jiwa dan asuransi umum dengan risk based capital masing-masing di level 535,72 persen dan 323,11 persen. Demikian halnya dengan gearing ratio perusahaan pembiayaan yang sebesar 1,94 kali,” ungkap Wimboh.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya