Pemerintah Negara-Negara Ini Selamatkan Maskapai Mereka dari Bangkrut

Industri penerbangan di berbagai negara terdampak COVID-19

Jakarta, IDN Times – Industri penerbangan telah terdampak signifikan akibat hantaman pandemik COVID-19. Wabah asal Tiongkok itu telah memaksa negara-negara di dunia melakukan pembatasan, yang membuat orang tidak bisa bepergian dengan bebas seperti sebelumnya.

Akibat hal ini, banyak maskapai yang mengalami kesulitan keuangan karena kehilangan sumber pendapatan secara signifikan. Bahkan beberapa sudah bangkrut.

Keadaan ini telah memaksa pemerintah di berbagai negara menggelontorkan stimulus besar-besaran untuk membantu industri penerbangan. Salah satunya Selandia Baru.

Baca Juga: 4 Solusi Erick Thohir Selamatkan Garuda Indonesia dari Kebangkrutan

1. Pemerintah Selandia Baru kembali dukung industri penerbangan

Pemerintah Negara-Negara Ini Selamatkan Maskapai Mereka dari BangkrutIlustrasi pesawat (Pesawat) (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut media Selandia Baru, Stuff, pada Kamis (27/5/2021), pemerintah negara itu telah memberikan tambahan 170 juta dolar Amerika Serikat (AS) kepada maskapai dalam bentuk subsidi agar mampu tetap beroperasi hingga Oktober. Bahkan Menteri Transportasi Michael Wood mengatakan akan mempertimbangkan untuk memperpanjang bantuan hingga Maret tahun depan jika diperlukan.

Sebagai bagian dari paket senilai 600 juta juta dolar AS untuk mendukung industri penerbangan melewati COVID-19, pemerintah telah menghabiskan 370 juta dolar AS untuk menjaga bisnis kargo udara tetap beroperasi dengan mensubsidi maskapai penerbangan melalui skema Kapasitas Angkutan Udara Internasional.

Penutupan perbatasan Selandia Baru dan rekor jumlah penumpang yang rendah mengakibatkan penurunan kapasitas kargo udara, dan membuat biaya pengiriman meroket.

Wood mengatakan skema itu direstrukturisasi pada Maret, dan diganti dengan skema Menjaga Konektivitas Udara Internasional, yang memungkinkan dukungan maskapai berkurang seiring bertambahnya jumlah penumpang.

“Mengamankan pemulihan kami adalah fokus utama pemerintah dan kami mengawasi pasar penerbangan internasional dengan cermat,” kata Wood.

Menurut Wood, berkat skema tersebut, kapasitas pengiriman udara berada pada 90 persen dari tingkat sebelum COVID-19. Hal itu telah membantu menjaga saluran perdagangan tetap terbuka dan menjaga pasokan barang-barang penting di masa kritis seperti obat-obatan tetap bisa masuk ke Selandia Baru.

“Sejak Mei tahun lalu, dukungan Pemerintah telah memungkinkan lebih dari 7000 penerbangan yang membawa lebih dari 136 ribu ton pengiriman barang senilai sekitar 10 miliar dolar AS,” jelasnya.

Ia juga menyebut bahwa ada hampir 75 ribu orang kembali ke Selandia Baru dengan penerbangan yang didukung oleh skema tersebut, di mana lebih dari setengah jumlah orang yang harus melewati fasilitas MIQ (isolasi dan karantina terkelola).

“Perjalanan atau pemindahan barang itu tidak mungkin terjadi tanpanya,” katanya.

Baca Juga: Sriwijaya Air Akui Beri Tawaran Resign ke Karyawannya

2. Bantuan pemerintah selamatkan penerbangan global

Pemerintah Negara-Negara Ini Selamatkan Maskapai Mereka dari BangkrutIlustrasi Pesawat. (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain di Selandia Baru, pemerintah lainnya di seluruh dunia juga telah mengeluarkan dukungan untuk menopang maskapainya. Sebagaimana dilaporkan CNBC pada Oktober, perusahaan data perjalanan Cirium menemukan bahwa 43 maskapai penerbangan komersial telah gagal (fail) sejak Januari hingga Oktober 2020, dibandingkan dengan 2019 (46 )dan 2018 (56).

Menurut Cirium, maskapai yang gagal adalah maskapai yang telah sepenuhnya menghentikan atau menangguhkan operasionalnya. Bukan yang melaporkan kebangkrutan.

Namun, Brendan Sobie, analis independen di Sobie Aviation mengatakan bahwa dukungan pemerintah yang kuat telah mencegah beberapa maskapai penerbangan dari kebangkrutan.

“Tanpa campur tangan dan dukungan pemerintah, kami akan mengalami kebangkrutan massal dalam enam bulan pertama krisis ini. Sebaliknya, kami memiliki jumlah kebangkrutan yang dapat dikelola dan sangat sedikit yang runtuh,” katanya, mengutip CNBC pada Oktober lalu.

Baca Juga: Angkut WN India ke Jakarta, Bos Garuda Indonesia Buka Suara

3. Pemerintah Indonesia juga berupaya selamatkan maskapainya

Pemerintah Negara-Negara Ini Selamatkan Maskapai Mereka dari BangkrutIlustrasi Pesawat (Dok. Angkasa Pura II)

Di Indonesia, pandemik juga telah membawa dampak negatif pada maskapai milik negara, PT Garuda Indonesia (Persero). Namun, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyiapkan empat opsi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah PT Garuda Indonesia (Persero).

Keempat opsi tersebut diperoleh pemerintah melalui upaya benchmarking dari pemerintahan negara lain dengan kasus mirip seperti yang dialami oleh Garuda Indonesia.

"Berdasarkan hasil benchmarking dengan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah negara lain, terdapat empat opsi yang dapat diambil untuk Garuda saat ini," tulis sebuah dokumen resmi Kementerian BUMN, seperti dikutip IDN Times, Kamis (27/5/2021).

Keempat opsi tersebut yakni:

  1. Pemerintah akan terus mendukung Garuda lewat pemberian pinjaman atau suntikan modal.
  2. Pemerintah akan menggunakan hukum perlindungan kebangkrutan guna merestrukturisasi Garuda. Dalam hal ini, pemerintah bisa menggunakan tiga pilihan yurisdiksi untuk digunakan, yakni U.S Chapter 11, foreign jurisdiction lain seperti Britania Raya, dan PKPU alias Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
  3. Merestrukturisasi Garuda dan mendirikan perusahaan maskapai nasional baru
  4. Pemerintah mempertimbangkan likuidisasi Garuda dan kemudian mendorong sektor swasta untuk meningkatkan layanan udara, misalnya dengan pajak bandara atau subsidi rute yang lebih rendah.

Baca Juga: Mulai Agustus, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Palembang-Jeddah

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya