Jakarta, IDN Times - Dolar masih menunjukkan keperkasaannya melawan mata uang di Asia, termasuk rupiah. Pada Kamis (30/8), nilai tukar dolar bahkan menembus angka di atas Rp14.700.
Dikutip dari Google currency-converter, Kamis malam (30/8), rupiah bahkan melemah hingga ke posisi Rp14.787 per dolar AS. Nilai tukar ini terendah di tahun 2018.
Sementara Bank Indonesia mencatat, rupiah di perdagangkan hari ini di kisaran 14.728 per dolar AS.
Hari ini, rupiah memang diperkirakan akan melemah. Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis, mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed pada bulan September mendatang membebani mata uang rupiah.
"Dolar AS cenderung menguat didorong oleh naiknya pertumbuhan ekonomi AS di triwulan kedua sebesar 4,2 persen dibandingkan estimasi sebelumnya sebesar empat persen," kata dia, seperti dikutip dari situs Antara.
Data itu, lanjut Ahmad, memberikan sinyal positif bagi naiknya inflasi inti di bulan Juli yang diperkirakan sesuai dengan ekspektasi The Fed sebesar dua persen. "Hal itu dapat mendorong keyakinan The Fed untuk menaikan tingkat suku bunga di bulan September," paparnya.
Sementara itu, Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat ditambah sentimen masalah dagang global masih membebani mata uang pasar negara berkembang.
"Sentimen saat ini membuat dolar AS stabil dengan kecenderungan menguat," kata dia masih dikutip dari Antara.
Pelemahan rupiah versi Google dan data perdagangan Reuters (Rp14.784 per dolar AS) bahkan hingga melampui posisi terendah rupiah pada September 2015 yang sempat menyentuh Rp14.730 per dolar AS.
Rupiah mulai melemah terhadap dolar sejak perdagangan Selasa sore (28/8) dan terus melemah hingga hari ini.
Pada Rabu pagi (29/9), rupiah diperdagangkan melemah di kisaran Rp14.640 per dolar AS. Pelemahan tipis itu dipicu salah satunya oleh sentimen eksternal.
Menurut Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada, sentimen kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah.