ilustrasi TikTok (pexels.com/cottonbro studio)
Memasuki era modern, Five Year Plan China untuk periode 2021–2025 membawa misi baru: high quality development. Fokusnya beralih ke pengembangan inovasi dan kemandirian teknologi dalam negeri.
Kebijakan ini mulai menonjol sejak kepemimpinan Xi Jinping, yang melihat bahwa masa depan ekonomi China bergantung pada kemampuan teknologi tinggi. Dari Huawei hingga TikTok, banyak perusahaan Tiongkok kini menjadi simbol kesuksesan global.
Namun, dominasi ini menimbulkan ketegangan dengan negara Barat, terutama Amerika Serikat. Pembatasan ekspor chip semikonduktor dan larangan penggunaan aplikasi asal China jadi bukti bahwa persaingan ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga politik dan keamanan nasional.
Menanggapi tekanan tersebut, China mulai memperkuat riset dalam negeri dan meluncurkan konsep baru bernama new quality productive forces, yang menekankan pentingnya inovasi buatan sendiri. Seperti disampaikan Neil Thomas, kebijakan ini adalah bagian dari misi besar China untuk memastikan negaranya gak lagi bergantung pada teknologi asing.
Rencana lima tahun China bukan sekadar kebijakan ekonomi, tapi juga cerminan dari ambisi besar untuk mengubah posisi mereka di dunia. Dari membuka diri ke pasar global hingga memimpin revolusi teknologi hijau dan digital, setiap babak dalam Five Year Plan menunjukkan transformasi luar biasa yang memengaruhi kehidupan miliaran orang di seluruh dunia.
Bisa jadi dalam rencana lima tahun berikutnya, China akan terus melangkah menuju kemandirian penuh di bidang teknologi dan energi. Jika tren ini berlanjut, bukan mustahil perubahan besar berikutnya akan kembali datang dari Beijing, dan dunia pun akan ikut bergeser mengikuti langkahnya.