Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

  • Pemerintah Indonesia gandeng International Financial Corporation (IFC) untuk atasi masalah sampah nasional
  • Kemitraan strategis dengan IFC guna memperkuat upaya transformatif dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan

Jakarta, IDN Times - Upaya Indonesia dalam mengatasi permasalahan sampah nasional memasuki babak baru dengan menggandeng lembaga internasional. Pemerintah Indonesia resmi menjalin kemitraan strategis dengan International Financial Corporation (IFC), anggota dari World Bank Group guna memperkuat upaya transformatif dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam membangun solusi jangka panjang atas krisis sampah yang telah mengancam berbagai daerah di tanah air.

"Melalui kerja sama dengan IFC, kami ingin mendorong pencarian solusi yang tidak hanya efektif secara teknis, tetapi juga berkelanjutan dan inklusif," kata AHY dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama IFC di Jakarta, Rabu (23/4/2025). 

1. Butuh solusi fleksibel

IDN Times/Istimewa

Salah satu pendekatan utama yang didorong adalah transformasi sampah menjadi sumber energi. Teknologi waste-to-energy seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) menjadi bagian penting dari strategi pemerintah.

Namun, AHY menekankan, pemilihan teknologi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas masing-masing daerah.

“Setiap wilayah punya karakteristik sampah dan volume yang berbeda. Jakarta misalnya, menghasilkan hingga 8.000 ton sampah per hari, sementara kota lain mungkin hanya 2.000 ton atau kurang. Ini membutuhkan solusi yang fleksibel dan berbasis data,” ujarnya.

2. Regulasi harus diperkuat

Default Image IDN

Dengan demikian, peran sisi regulasi harus diperkuat serta dukungan kebijakan lintas sektor agar proyek-proyek pengolahan sampah dapat terimplementasi dengan optimal.

Melalui kemitraan ini, pemerintah berharap bisa memanfaatkan pengalaman dan jaringan global IFC serta World Bank dalam mendesain solusi teknologis dan pembiayaan yang sesuai dengan konteks lokal Indonesia. Kolaborasi ini juga mencakup konsultasi dengan pemerintah daerah agar implementasi kebijakan berjalan efektif dan tepat sasaran.

"Penanganan sampah bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal komitmen bersama, baik dari pusat hingga daerah, serta dari sektor publik dan swasta," ujar AHY.

3. Hadirkan pusat-pusat pengelolaan sampah terpadu dan modern

Edy Priyanto, Mantan Ketua RT Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo (IDN Times/Arifim Al Alamudi)

Persoalan sampah merupakan tantangan bersama yang harus ditangani secara menyeluruh di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia.

“Oleh karena itu, kita harus selalu menghadirkan pusat-pusat pengelolaan sampah yang benar-benar terpadu, semakin modern dengan teknologi yang juga baik, sehingga semakin efektif dan efisien,” tuturnya.

Contohnya  Surabaya menghasilkan sekitar 1.600 ton sampah setiap hari. Di PSEL TPA Benowo Surabaya ini, metode pengolahan dilakukan melalui dua cara, yakni Gasification Power Plant dan Landfill Gas Power Plant yang menghasilkan 1,65 hingga 2 megawatt. Sedangkan yang 1.000 ton (sampah) itu menggunakan metodologi gasifikasi. 

Editorial Team