Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20250629_141128.jpg
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam peresmian pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi di Karawang, Minggu (29/6/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Proyek baterai 15 GWh untuk 250-300 ribu kendaraan listrik

  • Negosiasi 4 tahun hingga Prabowo turun tangan

  • Proyek kolaborasi sumber daya alam dan teknologi dengan China

Karawang, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Karawang akan memperkuat kemandirian energi nasional.

Hal itu disampaikan di hadapan Presiden Prabowo Subianto dalam peresmian pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi di Karawang, Minggu (29/6/2025).

Menurutnya, proyek dengan kapasitas awal 15 gigawatt jam (GWh) tersebut diperkirakan dapat menghemat impor bahan bakar minyak (BBM) hingga 300 ribu kiloliter per tahun. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

"Kami juga laporkan, proyek ini mendukung arahan Bapak Presiden terkait dengan kemandirian energi kita. Ini bisa menghemat impor BBM sekitar 300.000 kiloliter per tahun kalau hanya 15 GWh," katanya.

1. Proyek berkapasitas 15 GWh untuk ratusan ribu kendaraan

ilustrasi usia baterai mobil listrik (pixabay.com/kaboompics)

Bahlil menjelaskan, kapasitas awal pabrik baterai yang diresmikan di Karawang mencapai 15 GWh setara dengan kebutuhan baterai untuk sekitar 250 ribu hingga 300 ribu unit kendaraan listrik.

"Kita resmikan (pembangunan industri) kapasitas 15 GWh, 15 GWh ini setara dengan baterai untuk sekitar 250-300 ribu mobil," sebut Mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu.

Proyek tersebut dikembangkan oleh konsorsium PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan CATL-Brunp-Lygend (CBL).

Itu merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total investasi mencapai 5,9 miliar dolar AS dan mencakup lahan seluas 3.023 hektare (ha). Nilai investasi tersebut setara dengan Rp94,4 triliun dengan asumsi kurs Rp16 ribu per dolar AS.

2. Negosiasi 4 tahun hingga akhirnya Prabowo turun tangan

Presiden Prabowo Subianto meresmikan pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi di Karawang, Jawa Barat Minggu (29/6/2025) (IDN Times/Trio Hamdani)

Bahlil mengungkapkan, proyek ekosistem industri baterai listrik itu telah melalui proses negosiasi selama empat tahun yang dinilai sangat panjang. Dia menyebut timnya bersama Menteri Perindustrian dan Menteri BUMN banyak menghadapi tarik-ulur.

BUMN disebut menginginkan satu skema, sementara CATL melalui CBL memiliki preferensi berbeda. Keadaan tersebut menyebabkan lebih dari tiga tahun masa tunggu tanpa keputusan.

Menurut Bahlil, momentum perubahan terjadi saat Presiden Prabowo Subianto memberi arahan tegas dalam rapat terbatas pada April 2025 agar proyek segera dilaksanakan.

"Atas perintah itu, kami dari satgas langsung mulai mengeksekusi. Tidak ada lagi persoalan. Dan hari ini bisa kita sama-sama menyaksikan groundbreaking," ujarnya.

3. Menjadi proyek kolaborasi sumber daya alam dan teknologi

Presiden Prabowo Subianto meresmikan pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi di Karawang Jawa Barat pada Minggu (29/6/2025) (IDN Times/Trio Hamdani)

Bahlil menjelaskan, proyek ekosistem baterai itu dirancang sebagai bentuk kerja sama antara negara pemilik sumber daya alam dan negara pemilik teknologi serta pasar.

Dia menegaskan Indonesia memiliki cadangan nikel, mangan, dan kobalt, namun belum sepenuhnya menguasai teknologi pengolahan baterai. Oleh karena itu, Indonesia menggandeng perusahaan asal China, CATL.

"Kita lakukan kerja sama dengan teman-teman dari Tiongkok, khususnya CATL. CATL ini adalah pemain baterai mobil terbesar di dunia," ujarnya.

Editorial Team